Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Hari Senin meminta Amerika Serikat untuk menghentikan 'kebijakan bermusuhan' terhadap Pyongyang, menyebut tidak ada yang bisa menyangkal hak negaranya untuk membela diri dan menguji senjata.

Tepat sebelum Duta Besar Kim Song memberikan pidato dalam Sidang Majelis Umum ke-76 PBB, militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah menembakkan proyektil tak dikenal ke arah laut di lepas pantai timurnya.

Sementara, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan peluncuran itu bisa jadi merupakan rudal balistik.

"Tidak ada yang dapat menyangkal hak membela diri yang benar bagi DPRK untuk mengembangkan, menguji, memproduksi, dan memiliki sistem senjata, yang setara dengan yang dimiliki atau dikembangkan oleh mereka," kata Kim, merujuk pada Amerika Serikat dan Korea Selatan, dan menggunakan akronim untuk nama resmi Korea Utara, mengutip Reuters 28 September.

Dia mengatakan, itu adalah pencegah Korea Utara yang berkembang yang bertanggung jawab untuk mencegah perang di semenanjung Korea, bukan pemberian Amerika Serikat.

Kim mengatakan, Korea Utara tidak akan pernah melanggar atau membahayakan keamanan Amerika Serikat, Korea Selatan, dan negara-negara tetangga.

"Kami hanya membangun pertahanan nasional kami untuk membela diri dan menjaga keamanan dan perdamaian negara secara andal," tukasnya.

Jika Amerika Serikat menghentikan kebijakan permusuhannya, Korea Utara akan menanggapi dengan sukarela kapan saja.

"Tetapi penilaian kami, tidak ada prospek pada tahap saat ini bagi Amerika Serikat untuk benar-benar menarik kebijakan permusuhannya," sebut Kim.

Mengacu pada seruan pekan lalu di Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk mengakhiri secara resmi Perang Korea 1950-1953.

Kim mengatakan, jika Washington menginginkan ini, mereka harus secara permanen menghentikan latihan militer bersama dengan Korea Selatan dan Korea Selatan. penyebaran senjata strategis di dan sekitar semenanjung.