Bagikan:

JAKARTA - Adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Hari Kamis menolak seruan Amerika Serikat untuk kembali ke jalur diplomasi, mengecam kecaman AS terhadap peluncuran satelit mata-mata Korea Utara baru-baru ini.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dalam pertemuan Dewan Keamanan awal pekan ini mengatakan, peluncuran satelit Korea Utara sebagai tindakan "sembrono dan melanggar hukum" yang mengancam negara-negara tetangganya.

Di sisi lain, dia menegaskan kembali tawaran AS untuk berdialog tanpa prasyarat apa pun, mengatakan pihak Pyongyang "dapat memilih waktu dan topik."

Terkait itu, Kim Yo-jong, adik Pemimpin Kim yang juga pejabat senior Korea Utara, menolak tawaran Amerika Serikat, mengancam akan melakukan lebih banyak peluncuran satelit dan senjata lainnya.

"Kedaulatan sebuah negara merdeka tidak akan pernah bisa menjadi agenda perundingan, dan oleh karena itu, (Korea Utara) tidak akan pernah bertatap muka dengan AS untuk tujuan tersebut," kata Kim Yo Jong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah Hari Kamis, melansir Associated Press 30 November.

“(Korea Utara) akan terus melakukan upaya untuk mengembangkan segala sesuatu yang menjadi hak kedaulatannya dan terus melaksanakan hak kedaulatan yang dinikmati oleh seluruh negara anggota PBB, dengan cara yang bermartabat tanpa adanya pembatasan di masa depan juga," urai Kim Yo-jong.

Berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB melarang Korea Utara melakukan peluncuran apa pun yang menggunakan teknologi balistik, seperti lepas landas satelit dan uji coba rudal.

Namun, Korea Utara berpendapat mereka mempunyai hak kedaulatan untuk meluncurkan satelit mata-mata, melakukan uji coba rudal balistik untuk mengatasi apa yang mereka sebut sebagai ancaman militer pimpinan AS.

Selain itu, Pyongyang memandang latihan militer besar-besaran AS-Korea Selatan sebagai latihan invasi dan seringkali bereaksi dengan uji senjata mereka sendiri.

Kim Yo-jong mengatakan, Duta Besar Thomas-Greenfield harus menjelaskan mengapa aset-aset strategis AS sering muncul di pelabuhan-pelabuhan Korea Selatan, daripada mencap peluncuran satelit Korea Utara sebagai sesuatu yang ilegal.

Itu merujuk pada peningkatan pengerahan sementara aset-aset strategis militer AS seperti kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir, sejalan dengan perjanjian AS-Korea Selatan sebelumnya.

Diketahui, satelit mata-mata adalah salah satu dari banyak sistem senjata berteknologi tinggi yang dijanjikan Kim Jong-un untuk diperkenalkan secara terbuka.

Dia mengatakan, Korea Utara memerlukan beberapa satelit mata-mata untuk memantau pergerakan para pesaingnya dengan lebih baik, meningkatkan kemampuan serangan rudal yang dipandu secara presisi terhadap sasaran musuh.