Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi kembali menegaskan hak Palestina untuk merdeka, saat menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Rabu waktu setempat.

"Bangsa Palestina memiliki hak untuk merdeka berdasarkan two-state solution. Saat ini adalah saat yang tepat untuk memulai kembali proses perdamaian tersebut," kata Menlu Retno dalam pidatonya di pertemuan dewan yang membahas situasi terkini di Gaza, melansir keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Kamis 30 November.

Pertemuan tersebut digelar tepat pada peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina. Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina diperingati setiap tanggal 29 November. Peringatan dimaksud terkait Resolusi 181 PBB mengenai solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel.

"Dan mengingat hari ini kita peringati Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina, maka kita jangan menutup mata atau tinggal diam terhadap perjuangan rakyat Palestina," seru Menlu Retno.

Menlu Retno hadir dalam pertemuan tersebut bersama sejumlah menteri luar negeri negara-negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI), untuk menunjukkan dukungan organisasi tersebut untuk Palestina, sebagai tindak lanjut mandat Pimpinan OKI dalam KTT di Riyadh 11 November lalu.

Menlu Retno menambahkan, Presiden Indonesia juga menyampaikan pesan tertulis dalam peringatan tersebut, yang intinya menegaskan kembali dukungan Indonesia kepada perjuangan bangsa Palestina.

Diberitakan sebelumnya, pidato di hadapan negara anggota Dewan Keamanan PBB, Menlu Retno mengatakan Indonesia menyambut baik gencatan senjata antara kelompok militan Palestina Hamas dengan Israel yang berlangsung saat ini.

"Namun pertanyaannya adalah apakah ini cukup? Indonesia berpendapat bahwa hal ini tidak cukup, karena humanitarian pause masih terlalu sempit dan rapuh untuk betul-betul membuat situasi

Gaza lebih baik secara berkesinambungan," ujar Menlu Retno.

Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno juga mengutip pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu yang ingin melanjutkan operasi militer dengan kekuatan penuh, saat gencatan senjata di Gaza berakhir.

"Saya sampaikan saya tidak dapat memahami pernyataan semacam ini. Saya juga tidak bisa memahami jika DK PBB membiarkan ancaman terhadap kemanusiaan ini pada akhir menjadi kenyataan. DK PBB harus dapat mencegah agar kekerasan tidak terulang kembali di Gaza," tegas Menlu Retno.