Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia mendorong Palestina menjadi anggota PBB untuk mewujudkan solusi dua negara, saat menghadiri Sidang Majelis Umum PBB yang membahas situasi Jalur Gaza di New York, Amerika Serikat, Selasa waktu setempat.

Hadir di pertemuan tersebut, Menlu Retno menyampaikan statement nasional Indonesia mengenai krisis yang terjadi di Gaza.

"Indonesia mendorong status Palestina menjadi anggota penuh PBB agar memiliki kedudukan yang setara dengan Israel, dalam mewujudkan solusi dua negara berdasar parameter internasional yang telah disepakati," kata Menlu Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Rabu 29 November.

Sebelumnya, Menlu Retno mengatakan apa yang terjadi di Jalur Gaza saat ini melanggar hukum humaniter internasional, mengingatkan perang ada aturan dan batasannya, memastikan Indonesia tidak akan tinggal diam.

"Indonesia tidak dapat diam melihat ribuan perempuan dan anak yang tidak berdosa meninggal dunia. Indonesia juga tidak dapat diam melihat rumah, sekolah dan rumah sakit diratakan dengan tanah. Dan saya bertanya apakah negara-negara dunia akan tetap tinggal diam melihat situasi yang mengenaskan ini?" kata Menlu Retno

Kemarin, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan menjelang Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina mengatakan, Palestina sedang mengalami "salah satu babak paling kelam" dalam sejarah mereka, melansir The Times of Israel.

Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina diperingati setiap tanggal 29 November. Peringatan dimaksud terkait Resolusi 181 PBB mengenai solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel.

Baik Sekjen PBB Antonio Guterres maupun Menlu Retno sama-sama menegaskan perlunya gencatan senjata penuh atau permanen di Gaza.

"Indonesia menyambut baik jeda kemanusiaan. Namun hal ini tidak cukup. Yang diperlukan adalah sebuah gencatan senjata yang permanen, agar nyawa dapat diselamatkan dan bantuan kemanusiaan yang diperlukan dapat diberikan," kata Menlu Retno.

Pekan lalu, Hamas dan Israel dengan mediator Qatar, Mesir serta Amerika Serikat berhasil menyepakati gencatan senjata selama empat hari, mulai dari Jumat hingga Senin. Terbaru, itu disepakati untuk diperpanjang selama dua hari.

"Dialog yang mengarah pada perjanjian tersebut harus dilanjutkan, sehingga menghasilkan gencatan senjata kemanusiaan penuh, demi kepentingan rakyat Gaza, Israel dan wilayah yang lebih luas," kata juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan, melansir The National News.

Diketahui, Hamas dan Israel membebaskan 12 sandera dan 30 tahanan pada Hari Selasa, hari kelima gencatan senjata yang disepakati kedua belah pihak.

Sebelum pembebasan Hari Selasa, rincian mereka yang bebaskan berturut turut terdiri dari 24 sandera dan 39 tahanan (Jumat), 17 sandera dan 39 sandera (Sabtu), 17 sandera dan 39 tahanan (Minggu) serta 11 sandera dan 33 tahanan (Senin), seperti mengutip CNN.