JAKARTA - Komisi Mode Kementerian Kebudayaan Arab Saudi baru-baru ini memperkenalkan inisiatif Ihram Berkelanjutan, yang berfokus pada daur ulang dan penggunaan kembali ihram bekas.
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk menghormati tradisi Islam yang sakral, tetapi juga berkontribusi terhadap perlindungan planet ini dengan merangkul solusi ramah lingkungan, dikutip dari Arab News 20 Maret.
Diumumkan di Islamic Arts Biennale 2025, inisiatif ini bertujuan untuk mendaur ulang pakaian Ihram bekas menjadi Ihram baru berkualitas tinggi, yang mendukung tujuan keberlanjutan lingkungan Saudi Vision 2030, dilansir dari Saudi Gazette.
Inisiatif ini merupakan kerja sama dengan Saudi Investment Recycling Co., dengan perusahaan mode ramah lingkungan Tadweem.
Berdasarkan inisiatif ini, ihram bekas dikumpulkan dan diubah menjadi pakaian baru yang berkelanjutan melalui proses daur ulang tekstil sirkular. Upaya inovatif ini merupakan kolaborasi antara Saudi Investment Recycling Co., dan Tadweem, dikutip dari Tribune.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang daur ulang mode sekaligus mendukung pengembangan ekonomi tekstil sirkular di Arab Saudi.
Menyadari dampak lingkungan dari pakaian ihram yang dibuang, yang diproduksi dalam jumlah besar untuk haji tahunan, Komisi Mode telah mengidentifikasi peluang untuk mengurangi limbah tekstil.
"Ihram bukanlah hal pertama yang terlintas dalam pikiran ketika Anda berpikir tentang mode, tetapi pada saat yang sama, itu adalah produk yang dijual dan digunakan dalam jumlah besar, diulang setiap tahun, terutama selama haji," kata CEO Komisi Mode Saudi Burak Cakmak.
Untuk mewujudkan inisiatif ini, 336 tempat pengumpulan dipasang di Mina, tempat beberapa ton pakaian ihram bekas dikumpulkan. Pakaian-pakaian ini menjalani proses daur ulang yang cermat, yang meliputi penyortiran, pembersihan, pencabikan dan penenunan ulang, yang pada akhirnya menciptakan pakaian ihram baru untuk dikenakan para peziarah dengan tujuan yang lebih dalam.
"Tidak ada cara yang lebih baik untuk melakukan ini selain untuk haji keagamaan Anda, di mana Anda ingin berfokus pada spiritualitas dan memastikan bahwa produk yang Anda kenakan mewakili kemurnian baik dalam tubuh maupun pikiran," kata Cakmak.
Sementara, CEO Tadweem Mustafa Bukhari menjelaskan, meskipun produksi saat ini dilakukan di luar Arab Saudi, tujuan jangka panjangnya adalah untuk membawa produksi ke Kerajaan tersebut.
Untuk proyek ini, ihram yang dikumpulkan diubah menjadi bahan baku di Dubai, sebelum dikirim ke Turki untuk diproduksi dan kemudian dikembalikan ke Arab Saudi.
"Seluruh produk dibuat dari bahan daur ulang, termasuk kemasan dan tas yang digunakan, tanpa zat yang berbahaya bagi lingkungan," kata Bukhari.
BACA JUGA:
"Kami menggunakan katun daur ulang untuk ihram dan tas kemasan, memastikan keberlanjutan lingkungan dari seluruh produk," tandasnya.
Sedangkan Nawaf Alhaysuni, direktur eksekutif di Tadweem, mengatakan perusahaan mengumpulkan lima ton kain Ihram pada musim Haji lalu. Sekitar 95 persen kain berhasil didaur ulang, dan 5 persen sisanya didaur ulang menjadi produk lain.
Diketahui, jika pakaian Ihram standar harganya antara 50 hingga 60 riyal Saudi, pakaian Ihram Berkelanjutan dihargai 98 riyal Saudi karena biaya daur ulang internasional.