Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Korea Selatan berencana menawarkan pembebasan visa bagi wisatawan China pada kuartal ketiga tahun ini untuk meningkatkan pariwisata di tengah lesunya permintaan domestik dan menjelang pertemuan puncak kerja sama negara-negara Asia-Pasifik akhir tahun ini, dalam pengumuman yang dikeluarkan Hari Kamis.

Langkah ini diambil setelah Beijing pada November lalu memutuskan untuk memperpanjang pembebasan visa bagi warga negara dari Korea Selatan, negara-negara Asia dan Eropa lainnya yang bepergian untuk bisnis, wisata dan kunjungan keluarga hingga akhir tahun ini.

"Kami akan memperkenalkan pembebasan visa sementara bagi wisatawan grup dari Tiongkok pada kuartal ketiga untuk mempercepat pemulihan jumlah pengunjung Tiongkok," kata Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok, dikutip dari Reuters 20 Maret.

Korea Selatan dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin dari 21 negara untuk forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada kuartal keempat tahun ini di Kota Gyeongju di tenggara, yang terkenal dengan wisata warisan budaya.

Tahun lalu, 16,4 juta wisatawan mengunjungi Korea Selatan, naik 48 persen dari tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan 17,5 juta pada tahun 2019 sebelum pandemi COVID-19. Menurut data pemerintah Negeri Ginseng, warga negara Tiongkok merupakan jumlah terbesar, mencapai 28 persen. Dari total ini, hampir sepertiganya adalah wanita berusia 20-an dan 30-an.

Budaya populer Korea Selatan mulai dari musik K-pop hingga mode telah mendapatkan pengakuan global dalam beberapa dekade terakhir, dengan pihak berwenang berencana untuk mencoba dan memanfaatkannya lebih jauh.

Pemerintah juga akan menyiapkan langkah-langkah tambahan yang bertujuan untuk menarik lebih banyak wisatawan, seperti paket wisata khusus untuk makanan dan produk kecantikan Korea dalam upaya untuk menarik 18,5 juta pengunjung tahun ini.

Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan diperkirakan akan melambat tahun ini, dengan belanja konsumen yang tetap lemah di tengah ketidakpastian politik yang terus-menerus yang dipicu oleh pemberlakuan darurat militer yang singkat dan tak terduga pada Bulan Desember lalu, yang juga berdampak pada pariwisata asing.