Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara mengumumkan sukses melakukan uji coba penembakan rudal berbasis kereta api, dengan dipandu langsung oleh Sekretaris Komite Sentral Partai Buruh Korea yang juga anggota Presidium Biro Politik Pak Jong-chon, menurut kantor berita negara KCNA, Kamis.

Dalam uji coba yang dilakukan Rabu kemarin, rudal yang ditembakkan berhasil mengenai target sasaran sejah 800 kilometer yang terletak di kawasan Laut Timur Korea, mengutip KNCA Kamis 16 September.

"Latihan menembak ini tujuan untuk mengkonfirmasi kepraktisan sistem rudal rel kereta api yang dikerahkan untuk aksi untuk pertama kalinya, menilai kesiapan tempur dan kemampuan melakukan tugas daya tembak resimen, mencapai kemahiran dalam prosedur tindakan dalam hal pertempuran yang sebenarnya," sebut KCNA.

Pak Jong-chon memuji uji tembak kali ini berhasil dilakukan sesuai dengan desain serta tujuan strategis dan taktis partai pemerintah Korea Utara.

rudal korea utara
Uji coba penembakan rudal berbasis kereta Korea Utara. (Sumber: KCNA)

Kongres Partai ke-8, sebagai bagian dari penetapan strategi pertahanan nasional yang baru, mengatur resimen rudal yang dibawa kereta api untuk meningkatkan kemampuan menghadapi serangan bersamaan yang intensif, secara nyata meningkatkan kemampuan menghadapi berbagai jenis ancaman secara lebih positif.

"Sistem rudal yang dibawa kereta api berfungsi sebagai sarana serangan balik yang efisien yang mampu memberikan pukulan multi-bersamaan yang keras kepada pasukan yang mengancam," sebutnya.

"Penyebaran sistem rudal yang dibawa kereta api untuk tindakan sesuai dengan garis dan kebijakan modernisasi tentara yang ditetapkan pada Kongres ke-8 Partai, memiliki arti yang sangat besar dalam meningkatkan pencegahan perang negara," sambungnya.

Terpisah, mengutip Reuters, Korea Selatan telah melaporkan bahwa rudal-rudal itu ditembakkan dari daerah pedalaman tengah Yangdok.

rudal korea utara
Uji coba penembakan rudal berbasis kereta Korea Utara. (Sumber: KCNA)

Menurut KCNA, Pak mengatakan ada rencana untuk memperluas resimen rudal yang dibawa kereta api menjadi kekuatan seukuran brigade dalam waktu dekat, dan untuk melakukan pelatihan untuk mendapatkan "pengalaman operasional untuk perang yang sebenarnya."

Tentara harus menyiapkan rencana taktis untuk menyebarkan sistem di berbagai bagian negara, kata Pak.

Sementara itu, pengamat menilai sistem itu kemungkinan dibatasi oleh jaringan kereta api Korea Utara yang relatif terbatas dan terkadang tidak dapat diandalkan. Tetapi, hal itu dapat menambah lapisan kerumitan lain bagi militer asing yang berusaha melacak dan menghancurkan rudal sebelum ditembakkan.

"Rudal bergerak rel adalah pilihan yang relatif murah dan andal bagi negara-negara yang ingin meningkatkan kemampuan bertahan kekuatan nuklir mereka," jelas Adam Mount, peneliti senior di Federasi Ilmuwan Amerika di Twitter.

"Rusia melakukannya. AS mempertimbangkannya. Sangat masuk akal bagi Korea Utara," sambungnya.

Ada pun peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS Angkit Panda menyebut, tidak biasa melihat variasi dalam sistem pengiriman rudal dan platform peluncuran yang dikembangkan Korea Utara.

"Ini tidak terlalu hemat biaya (terutama untuk negara dengan sumber daya terbatas) dan jauh lebih kompleks secara operasional daripada kekuatan yang lebih ramping dan terintegrasi secara vertikal," katanya di Twitter.

Sistem kereta api yang ditampilkan pada hari Rabu mungkin dapat menjadi panggung untuk mengembangkan sistem yang mampu meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) bersenjata nuklir yang lebih besar, tambah Panda.

Dia juga mencatat bahwa beberapa sistem rudal yang ditampilkan oleh Korea Utara mungkin tentang 'demonstrasi teknologi' yang mungkin tidak sepenuhnya dikerahkan.