JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerukan negaranya siap untuk melakukan serangan nuklir kapan saja untuk mencegah perang, menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan memperluas latihan militer gabungan yang melibatkan aset nuklir Washington, menurut media pemerintah KCNA pada Hari Senin.
Pernyataan Pemimpin Kim datang ketika negara yang terisolasi itu melakukan apa yang disebut KCNA sebagai latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir taktis dan pencegahan perang pada Hari Sabtu dan Minggu, untuk mengirim peringatan keras terhadap sekutu, melansir Reuters 20 Maret.
Dalam latihan tersebut, sebuah rudal balistik yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir tiruan terbang sejauh 800 km (497 mil), sebelum menghantam sebuah target di ketinggian 800 m (0,5 mil) dalam skenario serangan nuklir taktis, demikian ungkap KCNA.
Sementara, Korea Selatan dan Jepang melaporkan peluncuran rudal balistik jarak pendek Korea Utara di lepas pantai timur pada Hari Minggu, yang merupakan yang terbaru dari serangkaian uji coba rudal dalam beberapa minggu terakhir.
Dalam laporan lainnya, KCNA mengatakan lebih dari 1,4 juta warga Korea Utara telah mengajukan diri untuk bergabung atau mendaftar kembali ke militer untuk berperang melawan Seoul dan Washington, meningkat dari sekitar 800.000 orang yang dilaporkan oleh surat kabar pemerintah dua hari sebelumnya.
BACA JUGA:
Diketahui, Korea Utara telah bereaksi dengan marah terhadap latihan militer gabungan Korea Selatan-Amerika Serikat, menyebutnya sebagai latihan untuk invasi terhadapnya. Sebelumnya, Seoul dan Washington memang menggelar latihan tahunan sejak awal bulan ini.