Jerman Batasi Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca untuk Orang Berusia di Bawah 60 Tahun
Vaksin AstraZeneca. (Wikimedia Commons/gencat cat)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan Jerman sepakat mulai Rabu 31 Maret ini, vaksin COVID-19 AstraZeneca hanya untuk mereka yang berusia 60 tahun ke atas, karena kekhawatiran akan menyebabkan pembekuan darah yang mematikan.

Menteri Kesehatan Jens Spahn dan pejabat negara sepakat dengan suara bulat pada Hari Selasa, hanya memberikan vaksin kepada orang berusia 60 atau lebih kecuali mereka termasuk dalam kategori berisiko tinggi untuk penyakit serius dari COVID-19, melansir Euronews.

Selain itu, mereka juga telah setuju dengan dokter mereka untuk menerima vaksin, kendati memiliki risiko kecil dari efek samping yang serius. Keputusan ini diambil berdasarkan saran dari komite vaksin Jerman (STIKO)

Sementara, orang berusia di bawah 60 tahun yang telah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca, memiliki pilihan untuk menerima dosis kedua sesuai rencana jika mereka memiliki prioritas tinggi. Atau, menunggu STIKO mengeluarkan rekomendasi yang ditargetkan pada akhir April.

Sebelumnya, STIKO merekomendasikan suntikan hanya digunakan untuk orang yang berusia 60 tahun ke atas, berdasarkan data yang tersedia tentang terjadinya efek samping tromboemboli yang jarang tetapi sangat parah. STIKO juga sedang mencari kemungkinan untuk memberikan suntikan kedua dengan vaksin COVID yang berbeda.

Menanggapi rekomendasi STIKO, AstraZeneca mengatakan keselamatan pasien adalah prioritas tertinggi dan mencatat, badan medis Eropa dan Inggris belum dapat membangun hubungan sebab-akibat antara suntikan dan pembekuan. 

"Kami akan terus bekerja dengan otoritas Jerman untuk menjawab pertanyaan yang mungkin mereka miliki," sebut AstraZeneca melansir Reuters

Pertemuan Kementerian Kesehatan digelar setelah adanya laporan dari regulator vaksin Jerman, Paul Ehrlich Institute (PEI), tentang kasus pembekuan darah yang dikenal sebagai trombosis vena sinus serebral (CSVT).

PEI menyatakan telah mendaftarkan 31 kasus CSVT, yang mengakibatkan sembilan kematian, dari sekitar 2,7 juta orang yang telah menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca. Dengan pengecualian dua kasus, semua laporan melibatkan perempuan berusia antara 20 dan 63 tahun.

Sebelum STIKO mengeluarkan pernyataannya, beberapa negara bagian Jerman, termasuk Berlin dan Brandenburg, serta kota Munich, mengatakan mereka akan berhenti memberikan tembakan kepada orang-orang yang berusia di bawah 60 tahun.

Kelompok rumah sakit negara Charite dan Vivantes menangguhkan vaksinasi pada staf wanita berusia di bawah 55 tahun, mengutip kasus CSVT lebih lanjut.

Karena penggunaan vaksin di Jerman pada awalnya terbatas pada mereka yang berusia di bawah 65 tahun, suntikan telah diberikan di antara wanita yang lebih muda, terutama staf medis dan guru.

Untuk diketahui, sejumlah negara Eropa sempat menghentikan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca awal bulan ini, seiring dengan temuan kasus pembekuan darah yang jarang terjadi. 

Sementara, baik European Medicines Agency (EMA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepakat menyatakan, manfaat vaksin AstraZeneca melebihi risikonya. 

Tinjauan EMA yang mencakup 20 juta orang yang mendapatkan suntikan AstraZeneca di Inggris dan wilayah ekonomi Eropa, menemukan tujuh kasus pembekuan darah di beberapa pembuluh darah dan 18 kasus CVST.

Sebelum Jerman, Prancis terlebih dahulu memutuskan pembatasan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang berusia 55 tahun atau lebih pada 19 Maret lalu. 

Sementara, pejabat kesehatan Kanada mengatakan pada Hari Senin pekan ini,  mereka akan berhenti menawarkan suntikan AstraZeneca kepada orang-orang yang berusia di bawah 55 tahun. Dan, memerlukan analisis baru tentang manfaat dan risiko suntikan berdasarkan usia dan jenis kelamin.