Bagikan:

JAKARTA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WH) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan, Amerika Serikat dan China bereaksi positif terhadap rencana pembentukan perjanjian internasional yang digagas oleh WHO bersama 23 negara, terkait dengan penanggulangan pandemi di masa depan. 

Perjanjian internasional terkait pandemi ini, direncanakan berdasar pengalaman menghadapi pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak tahun lalu. Usulan ini diutarakan oleh Pemimpin Uni Eropa Charles Michel pada pertemuan puncak negara-negara G20 pada November 2020 lalu.

"Saat pembahasan pandemi dimulai, semua negara anggota akan terwakili. Dari diskusi yang kami lakukan, selama sesi negara anggota, komentar dari negara anggota, termasuk Amerika Serikat dan China sebenarnya positif dan kami berharap keterlibatan di masa depan akan melibatkankan semua negara," ujar Tedros, melansir Reuters.

Para pemimpin 23 negara dan WHO pada Selasa 30 Maret menyatakan, mendukung gagasan untuk membuat perjanjian internasional, yang akan membantu dunia menangani keadaan darurat kesehatan di masa depan, seperti pandemi virus corona yang sekarang melanda dunia.

Rencana ini mendapatkan  dukungan resmi dari WHO dan pemimpin dari 23 negara, yakni Fiji, Portugal, Rumania, Inggris, Rwanda, Kenya, Prancis, Jerman, Yunani, Korea Selatan, Chili, Kosta Rika, Albania, Afrika Selatan, Trinidad dan Tobago, Belanda, Tunisia, Senegal, Spanyol, Norwegia, Serbia, Indonesia, Ukraina

"Akan ada pandemi lain dan keadaan darurat kesehatan besar lainnya. Tidak ada satu pun lembaga pemerintah atau multilateral yang dapat menangani ancaman ini sendirian," tulis para pemimpin tersebut dalam artikel opini bersama di banyak surat kabar.

“Kami percaya bahwa negara-negara harus bekerja sama menuju perjanjian internasional baru untuk kesiapsiagaan dan tanggapan pandemi. Kami yakin itu adalah tanggung jawab kami, sebagai pemimpin negara dan lembaga internasional, untuk memastikan bahwa dunia belajar dari pandemi COVID-19," tulis para pemimpin itu.

Tujuan utama dari perjanjian semacam ini, untuk memperkuat ketahanan dunia terhadap pandemi di masa depan melalui sistem kewaspadaan yang lebih baik, berbagi data, penelitian dan produksi serta distribusi vaksin, obat-obatan, diagnostik dan alat pelindung diri, kata mereka.

Perjanjian tersebut juga akan menyatakan bahwa kesehatan manusia, hewan, dan planet semuanya terhubung dan harus mengarah pada tanggung jawab bersama, transparansi, dan kerja sama secara global.