Donald Trump: Perjanjian Dagang dengan China Tak Penting Lagi Buat Saya
Presiden AS, Donald Trump. (Foto: Instagram @realdonaldtrump)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah meradang. China, lagi-lagi menjadi alasan kemarahan presiden ke-46 Amerika Serikat tersebut.

Menurut Trump, perjanjian perdagangan yang sudah dibuat AS dengan China tidak lagi begitu berarti. Pandangan Trump ini dipengaruhi oleh peran China dalam penyebaran COVID-19.

Trump memang kerap kali menyalahkan China dan menuntut negara tersebut untuk bertanggung jawab karena gagal mengendalikan virus yang sudah tersebar di seluruh dunia tersebut.

"Kesepakatan perdagangan itu kini menjadi kurang penting bagi saya. Tak sepenting saat saya membuatnya," kata Trump dikutip dari Bloomberg, Jumat 24 Juli.

Perjanjian dagang Fase 1 yang dibuat pada Januari 2020 berfokus pada pembelian barang-barang AS oleh China, meningkatkan akses AS ke pasar jasa keuangan China, dan beberapa masalah kekayaan intelektual.

China berjanji untuk meningkatkan pembelian hasil pertanian AS dan barang-barang manufaktur, energi dan jasa sebesar 200 miliar dolar AS selama dua tahun sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan Fase 1.

Akan tetapi, Trump mengatakan pandemi COVID-19 telah mengubah pandangannya tentang perjanjian tersebut. Trump juga mengeluh bahwa AS harus menutup kegiatan perekonomiannya untuk membendung penyebaran virus corona.

Trump telah mengambil sejumlah tindakan yang dirancang untuk menghukum pemerintah China, termasuk upaya untuk membatasi kebebasan politik di Hong Kong dan penahanan sekitar 1 juta Muslim minoritas.

Yang terkini, Trump memerintahkan China untuk menutup kantor konsulatnya di Houston, kota terbesar keempat di AS. Tindakan itu menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap hubungan diplomatik antara kedua negara.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan langkah penutupan tersebut diambil untuk melindungi kekayaan intelektual dan informasi pribadi Amerika Serikat. China pun telah bersumpah akan membalasnya.

Namun, Trump dsebut-sebut telah mengindikasikan tidak ingin meningkatkan ketegangan dan telah mengesampingkan sanksi tambahan untuk saat ini terhadap sejumlah pejabat tinggi China.

Meradangnya konflik dengan China dapat menciptakan tekanan baru bagi ekonomi AS yang sudah terpukul oleh dampak pandemi COVID-19. Dan mungkin saja akan membatalkan perjanjian perdagangan oleh Trump dengan Presiden China Xi Jingping.