Indef: Kemenangan Joe Biden Bikin Investasi AS di China, Pindah ke Indonesia
Ilustrasi. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai bahwa kemenangan Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) dapat meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.

"Ketika era Trump, impor kita ke AS lebih besar dibandingkan ekspor. Kondisinya berbeda ketika era Obama, ekspor kita lebih besar dari impor. Ini mungkin akan menjadi salah satu peluang kita untuk meningkatkan ekspor produk-produk non-migas Indonesia ke AS," ujar Ekonom Indef Andry Satrio Nugroho dikutip dari Antara, Senin 9 November.

Menurut dia, Indonesia dapat meningkatkan ekspor selama lima tahun ke depan kepada AS. Ia menambahkan kemenangan Joe Biden juga akan meningkatkan investasi asing langsung (FDI) AS di beberapa negara, termasuk rencana investasi di Indonesia menyusul adanya perpindahan investasi dari China ke sejumlah negara berkembang.

"Era supply chain dari China akan menurun, itu membuka peluang bagi kita, ini harus kita tangkap," ucapnya.

Terkait perang dagang antara AS dan China, Andry menilai akan terus berlanjut dengan tensi yang diprediksi meningkat.

"Kritik Biden terhadap Trump yang menandatangani perjanjian dagang fase pertama ternyata tetap tidak meningkatkan industri dan produksi di AS. Dikatakan seperti cek kosong saja sebetulnya," katanya.

Joe Biden, lanjut dia, akan bekerja sama dengan sekutu AS dan akan tetap terus menerapkan perang dagang kepada China.

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menilai Indonesia mungkin harus memulai dari awal pembahasan kesepakatan perdagangan yang telah disepakati di bawah Presiden Donald Trump.

Menurut Fithra, komitmen kesepakatan dagang Indonesia dengan AS di bawah Presiden Donald Trump sudah jauh lebih dalam. Hal itu juga dibuktikan dengan diperpanjangnya fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) oleh AS hingga rencana negosiasi kesepakatan dagang terbatas (LTD).

"Biden akan melihat Indonesia penting dan saya rasa ini masalah negosiasi saja," katanya.