Joe Biden Menangi Pilpres AS, Airlangga Harap Bisa Bawa Ketenangan Indo-Pasifik
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (DOK. Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap Joe Biden mampu memberikan ketenangan dan kepastian geopolitik, khususnya di wilayah Indo-Pasifik.

Hal ini disampaikannya menanggapi hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang dimenangkan oleh Joe Biden dan Kamala Harris.

"Kita berharap kepemimpinan baru di Amerika membawa ketenangan di Indo Pasifik," kata Airlangga dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Senin, 9 November.

Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini mengatakan, Indonesia sangat membutuhkan kepastian dan stabilitas politik terutama antara China dan AS.

Jika hubungan geopolitik China dan AS berhasil, maka hal ini akan berdampak bagi kepastian dan ketenangan negara bukan hanya Indonesia melainkan kawasan Indo-Pasifik hingga Asean.

"Indonesia adalah bagian dari ekonomi Asean. Maka kalau Indo-Pasifik aman, regional Asean aman," tegasnya.

"Kalau Indo-Pasifik aman maka pertumbuhan ekonomi bisa kita jaga dan ada optimisme," imbuhnya.

Sebelumnya, kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden resmi memenangi penghitungan suara. Edison Research dan sejumlah jaringan televisi besar, termasuk CNN dan NBC telah mengonfirmasi kemenangan Biden yang mengantongi 290 electoral college. Sementara, Trump mengumpulkan 214 electoral college.

Kemenangan itu diraih Biden ketika para pemilih dengan tegas menolak kepemimpinan yang gaduh dari petahana dari Partai Republik Donald Trump, untuk menyambut janji Biden tentang upaya baru dalam melawan pandemi virus corona, memperbaiki ekonomi dan menyembuhkan bangsa yang terpecah.

Biden (77) menjadi kandidat tertua yang terpilih sebagai presiden AS karena Trump secara signifikan gagal memperluas daya tariknya untuk menjangkau kelompok di luar pemilih kulit putih pedesaan dan kelas pekerja yang berkomitmen mendukung populisme sayap kanan dan nasionalisme "Amerika Urutan Pertama".