Pertama Kali di Majelis Umum PBB, PM Israel Dukung Solusi Dua Negara untuk Konflik dengan Palestina
PM Israel Yair Lapid. (Wikimedia Commons/Spokesperson unit of the President of Israel/Kobi Gideon)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Yair Lapid pada Hari Kamis menyerukan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, serta menegaskan kembali akan melakukan 'apa pun yang diperlukan' untuk menghentikan Iran mengembangkan bom nuklir.

Penyebutannya tentang solusi dua negara, yang pertama oleh seorang pemimpin Israel selama bertahun-tahun di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, menggemakan dukungan Presiden AS Joe Biden di Israel pada Bulan Agustus, untuk proposal yang sudah lama tidak aktif.

"Sebuah kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita," ujar PM Lapid, melansir Reuters 23 September.

Dia menambahkan kesepakatan apa pun akan dikondisikan pada negara Palestina yang damai, tidak akan mengancam Israel.

PM Lapid berbicara kurang dari enam minggu sebelum pemilihan 1 November yang dapat mengembalikan kekuasaan mantan Perdana Menteri sayap kanan Benjamin Netanyahu, penentang lama solusi dua negara.

Diketahui, Israel merebut Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Gaza, daerah yang Palestina cari untuk negara merdeka, dalam perang Timur Tengah 1967. Perundingan damai Israel-Palestina yang disponsori AS gagal pada tahun 2014.

Upaya untuk mencapai kesepakatan dua negara Israel-Palestina telah lama terhenti.

Palestina dan kelompok-kelompok hak asasi mengatakan, Israel telah memperkuat kendalinya atas wilayah Palestina yang diduduki, melalui kekuasaan militernya atas jutaan warga Palestina dan pembangunan pemukiman yang gigih.

Wasel Abu Youssef, seorang anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan kepada Reuters, kata-kata Lapid "tidak berarti apa-apa."

"Siapa pun yang menginginkan solusi dua negara harus menerapkannya di lapangan," katanya, dengan menghormati kesepakatan yang dicapai sebelumnya, menghentikan perluasan pemukiman dan mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan.

Adapun Duta Besar AS untuk Israel Tom Nides menyebut pidato PM Lapid 'berani', karena mendukung solusi dua negara.

PM Lapid memuji upaya negara-negara Timur Tengah untuk menormalkan hubungan dan bekerja sama dengan Israel. Dia mendesak negara-negara Muslim, dari Indonesia hingga Arab Saudi, untuk berdamai dengannya.

Dalam kesempatan yang sama, PM Lapid kembali mengecam Iran dan menyuarakan tekad Israel, untuk mencegah teheran mendapatkan senjata nuklir.

"Satu-satunya cara untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir adalah, dengan menempatkan ancaman militer yang kredibel di atas meja," tegasnya.

"Kami memiliki kemampuan dan kami tidak takut untuk menggunakannya," ujar PM Lapid menggarisbawahi.

Secara luas diyakini memiliki satu-satunya senjata nuklir di Timur Tengah, Israel menganggap Iran sebagai ancaman eksistensial. Teheran membantah mencoba mengembangkan senjata nuklir.