JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri menyebut posisi Indonesia tetap sama, mengenai pernyataan solusi dua negara terkait Palestina oleh Perdana Menteri Israel, dan keinginan normalisasi hubungan dengan Indonesia.
Perdana Menteri Yair Lapid pada Hari Kamis menyerukan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, menjadi pertama kalinya disampaikan oleh PM Israel di Majelis Umum PBB.
"Apa yang disampaikan itu kan harapan dari pihak Israel," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah melalui pesan singkat saat dikonfirmasi Jumat 23 September.
Sedangkan mengenai keinginan PM Lapid agar negara-negara Muslim seperti Indonesia dan Arab Saudi memulihkan hubungan dengan Israel, menyusul pemulihan hubungan dengan sejumlah negara Timur Tengah, Teuku Faizasyah memastikan Indonesia tidak berubah.
"Dari pihak Indonesia, posisi tetap sama," tegasnya.
Ditanya, apakah artinya kalau ingin normalisasi hubungan dengan Indonesia, Israel harus mewujudkan dahulu solusi dua negara secara damai, dengan batas-batas wilayah yang jelas, Teuk Faizasyah menjawab, "Betul."
"Intinya tercapainya two state solutions. Ditandai dengan diselenggarakannya perundingan yang berarti dan kredibel, dengan dukungan dunia internasional, berdasarkan parameter yang disepakati secara internasional," paparnya.
Dalam press briefing Kamis kemarin, Teuku Faizasyah memastikan, sikap dan posisi Indonesia mengenai konflik Israel-Palestina tidak berubah.
"Tidak berubah, kita dahulukan penyelesaian damai Palestina-israel, dengan solusi dua negara dengan batas-batas yang jelas," terang Faizasyah.
Diberitakan sebelumnya, PM Lapid pada Sidang Majelis Umum PBB mengatakan, kesepakatan apa pun akan dikondisikan pada negara Palestina yang damai, tidak akan mengancam Israel.
BACA JUGA:
"Sebuah kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita," ujar PM Lapid, melansir Reuters.
PM Lapid juga memuji upaya negara-negara Timur Tengah untuk menormalkan hubungan dan bekerja sama dengan Israel. Dia mendesak negara-negara Muslim, dari Indonesia hingga Arab Saudi, untuk berdamai dengannya.