Perang Jalanan Pecah di Kota Sievierodonetsk, Presiden Zelensky Pastikan Pasukannya Tidak akan Menyerah pada Rusia
Presiden Zelensky saat mengunjungi pasukannya yang berada di garis depan. (President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memastikan pasukannya tidak akan menyerah dari Rusia, dalam pertempuran kota terbesar yang pecah di Sievierodontesk saat pidato Senin malam.

"Pahlawan kita tidak menyerah posisi di Sievierodonetsk. Di kota, pertempuran jalanan yang sengit terus berlanjut," ujar Presiden Zelensky seperti melansir Reuters 7 Juni.

Mengacu pada kawasan industri Donbas yang lebih luas di mana Sievierodonetsk berada, Presiden Zelensky berkata: "Dan Donbas Ukraina berdiri, berdiri kokoh."

Pasukan Ukraina dan Rusia bertempur di jalan demi jalan untuk menguasai kota industri Sievierodonetsk, dalam pertempuran penting dari serangan Kremlin di wilayah Donbas timur Ukraina.

Pihak mana yang lebih unggul tidak jelas, dengan situasi berubah dari jam ke jam, kata Oleksandr Stryuk, kepala administrasi di Sievierodonetsk, di televisi.

Kota tersebut telah menjadi target utama serangan Rusia di Donbas, yang terdiri dari Provinsi Luhansk dan Donetsk, saat invasi Kremlin berlanjut dalam perang gesekan yang telah melihat kota-kota dihancurkan oleh rentetan artileri.

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan, Rusia mengerahkan pasukan dan peralatan ke dalam upayanya untuk merebut kota terbesar yang masih dikuasai Ukraina di Luhansk.

Sementara, gubernur provinsi Serhiy Gaidai mengatakan sebelumnya, situasinya telah memburuk setelah para pasukan bertahan Ukraina telah mendorong mundur Rusia selama akhir, pekan karena mereka tampaknya hampir meraih kemenangan.

Stryuk mengatakan, pertempuran jalanan berkecamuk dan tidak ada pihak yang bersiap untuk mundur. Kedua belah pihak mengatakan mereka telah menimbulkan korban besar satu sama lain.

Dalam pembaruan malamnya, militer Ukraina mengatakan dua warga sipil tewas dalam penembakan Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk pada hari Senin dan bahwa pasukan Rusia telah menembaki lebih dari 20 komunitas.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi laporan medan perang. Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam konflik tersebut.