Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak memasok rudal jarak jauh ke Ukraina, atau pihaknya akan melakukan serangan terhadap target baru.

Amerika Serikat telah mengesampingkan pengiriman pasukannya sendiri atau (Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke Ukraina, tetapi Washington dan sekutu Eropanya telah memasok senjata ke Kyiv seperti drone, artileri berat Howitzer, anti-pesawat Stinger dan rudal anti-tank Javelin.

Presiden Joe Biden pekan lalu mengatakan, Washington akan memasok Ukraina dengan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142, atau HIMARS, setelah ia menerima jaminan Kyiv tidak akan menggunakannya untuk menargetkan Rusia.

Terkait hal tersebut, Presiden Putin mengatakan pengiriman senjata bukan hal baru dan tidak mengubah apa pun, selain memperingatkan akan ada tanggapan jika Amerika Serikat memasok amunisi jarak jauh untuk sistem HIMARS, yang memiliki jangkauan maksimum hingga 300 km (185 mil) atau lebih. .

Jika rudal jarak jauh dipasok, "kami akan menyerang target yang belum kami pukul," kata Putin kepada saluran televisi pemerintah Rossiya-1 dalam sebuah wawancara, melansir Reuters 6 Juni.

Presiden Putin mengatakan, jangkauan sistem HIMARS Lockheed Martin bergantung pada amunisi yang dipasok. Sementara, jangkauan yang diumumkan oleh Amerika Serikat hampir sama dengan sistem rudal buatan Soviet yang sudah dimiliki Ukraina.

"Ini bukan hal baru. Ini pada dasarnya tidak mengubah apa pun," kata Putin. Dia mengatakan senjata itu hanya menggantikan senjata yang telah dihancurkan Rusia.

Lebih jauh, Presiden Putin tidak mengidentifikasi target yang akan diserang Rusia, tetapi mengatakan, keributan seputar pasokan senjata Barat dirancang untuk meredakan konflik.

Sebelumnya, Departemen Pertahanan AS mengatakan pihaknya memasok Ukraina empat sistem HIMARS M142 bersama dengan Sistem Roket Peluncuran Berganda Terpandu, yang dikatakan memiliki jangkauan lebih dari 40 mil (64 km), dua kali lipat jangkauan howitzer yang dipasoknya.

Perang di Ukraina, invasi darat terbesar Eropa sejak Perang Dunia Kedua, telah menunjukkan batas kekuatan militer Rusia pasca-Soviet, dengan kerugian yang signifikan dan beberapa perubahan strategi dalam menghadapi perlawanan sengit Ukraina.

Berbicara tentang drone yang dikirim oleh negara-negara Barat ke Ukraina, Presiden Putin mengatakan pertahanan udara Rusia 'memecahkannya seperti kacang' dengan puluhan telah dihancurkan.

Meskipun pejabat Rusia telah memperingatkan bahwa keputusan AS untuk memasok Ukraina dengan sistem roket canggih akan memperburuk konflik, Presiden Putin mengatakan itu tidak akan membawa perubahan mendasar di medan perang.

Diketahui, wawancara yang menurut Kremlin direkam pada 3 Juni di resor Laut Hitam Sochi, menunjukkan Presiden Putin duduk di depan peta tembok besar Rusia, Eropa, dan Asia Tengah.