Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengingatkan pada Hari Kamis, Barat akan berperang langsung dengan Rusia jika mengizinkan Ukraina menyerang wilayah negaranya dengan rudal jarak jauh buatan Barat, langah yang menurutnya akan mengubah sifat dan cakupan konflik.

Dalam beberapa komentarnya yang paling agresif tentang masalah ini, Presiden Putin mengatakan langkah seperti itu akan menyeret negara-negara yang memasok Kyiv dengan rudal jarak jauh langsung ke dalam perang, karena data penargetan satelit dan pemrograman aktual jalur penerbangan rudal harus dilakukan oleh personel militer NATO, lantaran Kyiv belum memiliki kemampuan tersebut.

"Jadi ini bukan masalah mengizinkan rezim Ukraina menyerang Rusia dengan senjata-senjata ini atau tidak. Ini masalah memutuskan apakah negara-negara NATO terlibat langsung dalam konflik militer atau tidak," kata Presiden Putin kepada TV pemerintah Rusia, melansir Reuters 13 September.

Diketahui, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memohon kepada sekutu Kyiv selama berbulan-bulan untuk mengizinkan negaranya menembakkan rudal Barat, termasuk ATACMS jarak jauh AS dan Storm Shadows Inggris jauh ke wilayah Rusia, untuk membatasi kemampuan Moskow dalam melancarkan serangan.

"Jika keputusan ini diambil, itu berarti tidak lain adalah keterlibatan langsung negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina. Ini akan menjadi partisipasi langsung mereka, dan ini, tentu saja, akan mengubah esensi dan sifat konflik secara signifikan," urainya.

Rusia akan dipaksa untuk mengambil apa yang disebut Presiden Putin sebagai "keputusan yang tepat" berdasarkan ancaman-ancaman baru.

Pemimpin Kremlin itu tidak menjelaskan tindakan apa saja yang dapat dilakukan, tetapi Ia pernah berbicara tentang pilihan mempersenjatai musuh-musuh Barat dengan senjata Rusia untuk menyerang target-target Barat di luar negeri, serta berbicara tentang pengerahan rudal konvensional dalam jarak serang Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa pada Bulan Juni.

Rusia yang menjadi kekuatan nuklir terbesar di dunia diketahui tengah dalam proses merevisi doktrin nuklirnya, keadaan di mana Moskow akan menggunakan senjata nuklir.

Barat sendiri sedang membahas apakah mereka harus mengizinkan Kyiv menggunakan senjata jarak jauhnya untuk menyerang Rusia, sebagai bagian dari jawaban atas apa yang mereka katakan sebagai eskalasi perang oleh Moskow, yang dikatakan telah menerima rudal balistik dari Iran, klaim yang dibilang Teheran "propaganda yang buruk".