Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen Roman Kutuzov Tewas Disergap di Donbas, Presiden Putin Telah Kehilangan 11 Jenderal di Ukraina
Presiden Putin bersama sejumlah petinggi militer Rusia. (Wikimedia Commons/Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali menerima kabar tidak mengenakan, saat satu lagi jenderal militernya tewas dalam pertempuran di Ukraina, menambah panjang jumlah petinggi militer negeri itu yang tewas.

Melansir Daily Mail 6 Juni, Kepala Staf Angkatan Darat Gabungan ke-29 Mayor Jenderal Roman Kutuzov dikabarkan sumber tewas, setelah kenderaannya disergap dalam pertempuran di Donbas.

Sebelumnya, Pada tahun 2020, Mayjen Roman Kutuzov adalah kepala markas formasi senjata gabungan Distrik Militer Timur Rusia yang luas.

Terpisah, sumber-sumber Rusia mengatakan Mayjen Roman Kutuzov terbunuh di daerah pemukiman Nikolaevka, di distrik Popasnyansky di Republik Rakyat Luhansk, dekat dengan garis depan.

Kematian Mayjen Kutuzov menjadikan jumlah jenderal Rusia yang tewas selama invasi di Ukraina hingga saat ini mencapai 11 orang. Jenderal sebelumnya yang dibunuh adalah Kanamat 'Flop Gun' Botashev (63).

Dia adalah 'pilot pensiunan' yang terkenal sebagai penerbang Sukhoi Su-25, sebelumnya pensiun dari pasukan Presiden Putin. Dia dilaporkan ditembak jatuh oleh rudal Stinger Ukraina.

vladimir putin
Presiden Putin saat mengunjungi pasukannya. (Wikimedia Commons/Presidential Press and Information Office)

Selain jenderal, Rusia sejauh ini juga telah kehilangan 49 Kolonel sejak melakukan invasi terhadap Ukraina pada 24 Februari lalu. Yang terbaru adalah Letkol Zaur Dimayev, wakil komandan batalion ke-4 resimen pasukan khusus Akhmat Kadyrov. Dia adalah rekan dekat pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov.

Diketahui, ada klaim yang belum dikonfirmasi bahwa negara-negara Barat membantu Ukraina untuk menargetkan perwira tinggi Rusia.

Tak hanya kehilangan jenderal karena tewas, Rusia juga kehilangan sejumlah jenderal akibat dipecat oleh Presiden Putin, terkait dengan tidak mulusnya invasi di Ukraina sejauh ini.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Vladimir Putin terpaksa memecat beberapa jenderal militer paling berpengalaman dan senior Rusia, sebagai tanda meningkatnya ketegangan dan ketidakharmonisan internal atas taktik perangnya.

Tokoh-tokoh Angkatan Darat Rusia dijadikan kambing hitam untuk misi Kremlin yang goyah lantaran taktik perangnya di Ukraina tidak berjalan mulus, menurut intelijen Inggris.

"Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia telah memecat komandan senior yang dianggap berkinerja buruk selama tahap awal invasi ke Ukraina," kata Kementerian Pertahanan, melansir The National News.

"Budaya menutup-nutupi dan mengkambinghitamkan mungkin lazim dalam sistem militer dan keamanan Rusia. Banyak pejabat yang terlibat dalam invasi ke Ukraina mungkin akan semakin terganggu, oleh upaya untuk menghindari kesalahan pribadi atas kemunduran operasional Rusia."