Bagikan:

JAKARTA - Rudal Ukraina menghantam salah satu jembatan yang menghubungkan Semenanjung Krimea, memotong salah satu rute utama pasokan untuk militer Rusia di Ukraina Selatan, kata pejabat yang ditunjuk Moskow Hari Kamis.

Serangan ke jalur pasokan itu merupakan upaya untuk menganggu pertahanan Moskow atas wilayah pendudukan di wilayah selatan, saat Ukraina tengah dalam tahap awal serangan balasan dalam perang yang sudah berlangsung selama 16 bulan tersebut.

Vladimir Saldo, kepala administrasi Rusia di Provinsi Kherson yang diduduki merilis video dirinya di jembatan jalan Chonhar, tempat di mana terjadi ledakan.

"Tindakan tidak berarti lainnya yang dilakukan oleh rezim Kyiv atas perintah dari London. Itu tidak menyelesaikan apapun sejauh menyangkut operasi militer khusus," katanya, berjanji untuk memperbaiki jembatan dan memulihkan lalu lintas, melansir Reuters 23 Juni.

Ukraina tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan jembatan vital tersebut. Rute alternatif membutuhkan jalan memutar selama berjam-jam dengan kondisi jalan yang buruk.

Dikutip oleh RIA, seorang pejabat transportasi yang ditempatkan Rusia mengatakan, perbaikan jembatan itu bisa memakan waktu berminggu-minggu.

Jembatan itu berada di luar jangkauan roket medan perang yang telah digunakan Ukraina selama setahun. Tetapi, itu dalam jangkauan senjata yang baru dikirim seperti rudal jelajah dari Inggris dan Prancis, memungkinkan Kyiv untuk mencapai rute logistik yang sebelumnya dianggap aman oleh Rusia.

Serangan itu merupakan "pukulan terhadap logistik militer penjajah", kata Yuriy Sobolevsky, seorang pejabat Ukraina di badan pemerintahan untuk wilayah Kherson.

"Tidak ada tempat di wilayah wilayah Kherson di mana mereka bisa merasa aman," uajrnya.

RIA melaporkan, penyelidik Rusia Rusia mengatakan empat rudal ditembakkan oleh pasukan Ukraina ke jembatan itu, lapor kantor berita RIA, mengutip tanda pada satu rudal menunjukkan bahwa itu dibuat di Prancis.

Terpisah, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar di aplikasi Telegram mengatakan, pasukan Ukraina membendung militer Rusia di wilayah timur, tidak mengizinkan gerak maju 'satu meter pun'.

Sedangkan di wilayah selatan, di mana beberapa desa direbut kembali pekan lalu, Maliar mengatakan pasukannya bertahap bergerak maju.

"Kami telah mencapai sebagian keberhasilan. Kami memukul mundur musuh dan meratakan garis depan," tulisnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pertempuran di sektor Lyman, di utara wilayah Donetsk, adalah "yang paling sulit".

Di selatan, pasukan Ukraina melanjutkan serangan mereka yang ditujukan untuk bergerak menuju Kota Melitopol di wilayah Zaporizhzhia dan pelabuhan Berdiansk di Laut Azov, katanya.

Diketahui, Kyiv mengatakan sejauh ini telah merebut kembali delapan desa. Tetapi, mengatakan belum mengerahkan mayoritas pasukannya dan belum belum mencapai garis pertahanan utama Rusia.