Militer Ukraina Akui Serangan Terhadap Kapal dan Sistem Pertahanan Udara Rusia
Ilustrasi militer Ukraina di medan perang. (Wikimedia Commons/30th Prince Konstanty Ostrogski Mechanized Brigade)

Bagikan:

JAKARTA - Militer Ukraina pada Hari Kamis mengatakan, pihaknya berhasil melancarkan serangan yang mengenai kapal patroli Rusia dan menghancurkan sistem pertahanan udara di sebelah barat Krimea yang diduduki, meningkatkan tentangan terhadap dominasi Moskow di wilayah Laut Hitam.

Serangan itu terjadi sehari setelah Kyiv mengatakan pihaknya merusak parah kapal selam dan kapal pendarat Rusia yang sedang menjalani perbaikan dalam serangan rudal di Galangan Kapal Sevastopol, Krimea, rumah bagi Armada Laut Hitam Rusia.

Militer Ukraina, dalam sebuah unggahan di Telegram, mengatakan pihaknya menyerang dua kapal patroli Rusia di barat daya Laut Hitam, menyebabkan "kerusakan tertentu" dalam serangan pagi hari.

"(Sergei) Kotov terkena serangan," kata pejabat intelijen militer Andriy Yusov kepada Reuters seperti dilansir 15 September, sambil membagikan video yang diedarkan secara online oleh seorang menteri pemerintah Ukraina yang menunjukkan drone laut menyerang sebuah kapal di laut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi serangan terhadap Sergei Kotov dalam pernyataan paginya, namun mengatakan serangan yang melibatkan lima drone laut berhasil digagalkan. Tidak disebutkan kerusakannya.

Mengutip Eurasiantimes, Kementerian Pertahanan Inggris dalam pembaruan intelijen pada 26 Juli menyebutkan, Kapal Patroli Sergei Kotov ditempatkan di Laut Hitam usai Rusia menarik diri dari Kesepakatan Biji-bijian. Rute patroli kapal itu antara Boshporus dan Odesa, mencegat kapal komersil yang diduga mengarah ke Ukraina.

Selain itu, militer Ukraina juga mengatakan pihaknya telah menyerang sistem pertahanan udara Rusia, dalam serangan jarak jauh pada Kamis dini hari di dekat Kota Yevpatoriya, sebelah barat Krimea, yang direbut oleh Moskow pada tahun 2014.

Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan ledakan dahsyat dan kepulan asap membubung di langit malam yang diterangi kobaran api.

Sumber intelijen Ukraina mengatakan kepada Reuters, drone membutakan sistem pertahanan udara Rusia dengan menyerang radar dan antenanya, dan dua rudal jelajah Neptunus ditembakkan ke peluncurnya.

Lokasi serangan di barat daya akan menunjukkan kemampuan Ukraina untuk menyerang sasaran Rusia yang jauh dari pantainya.

Meskipun serangan balasan Kyiv di selatan dan timur telah diperlambat oleh ladang ranjau dan garis pertahanan Rusia, pertempuran telah meningkat di wilayah Laut Hitam, di mana Rusia secara de facto menerapkan blokade terhadap ekspor Ukraina melalui laut.

Drone Rusia secara teratur menyerang infrastruktur pelabuhan Ukraina di sepanjang Sungai Danube, yang merupakan jalur ekspor alternatif penting bagi produsen biji-bijian utama. Mereka menggunakan Armada Laut Hitam untuk menghujani rudal ke sasaran Ukraina dari jauh.

Terpisah, penasihat senior Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan, pihaknya fokus pada tiga tugas utama yang bertujuan untuk menghilangkan pendudukan di semenanjung tersebut, yang terletak jauh di belakang garis pertempuran di Ukraina selatan.

Kyiv, katanya, menargetkan sistem pertahanan udara untuk membuka jalan bagi serangan lebih lanjut terhadap infrastruktur militer dan gudang Rusia. Kyiv juga menyerang logistik transportasi untuk "menghentikan pasokan sumber daya dan cadangan dalam skala besar ke wilayah peperangan aktif," katanya.

"Kita perlu mengusir sisa-sisa armada Laut Hitam Rusia dari perairan teritorial Krimea dan sekitarnya, serta mengembalikan status Laut Hitam sebagai laut yurisdiksi eksternal," tulisnya dalam bahasa Inggris.

Diketahui, Rusia menganggap Semenanjung Krimea penting secara strategis dan menggunakan Armada Laut Hitamnya untuk memproyeksikan kekuatan.