Menlu Lavrov Sebut Rusia Siap Pertimbangkan Proposal Mengenai Perdamaian di Ukraina
Menlu Rusia Sergei Lavrov. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Moskow akan mempertimbangkan semua proposal serius untuk menyelesaikan konflik di Ukraina, jika proposal-proposal tersebut memenuhi kepentingan Rusia yang sah, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

"Kami siap untuk mempertimbangkan setiap proposal serius yang akan mempertimbangkan realitas di lapangan dan kepentingan dasar Federasi Rusia yang sah," kata Menlu Rusia, di sela-sela perbincangan dengan Menteri Luar Negeri Myanmar Than Swe, dilansir dari TASS 15 September.

Menlu Lavrov juga mencatat, Moskow sangat menghargai "posisi yang berbobot, seimbang dan obyektif dari teman-teman Myanmar sehubungan dengan apa yang terjadi di Ukraina."

Ditambahkan olehnya, beberapa negara di Global South telah mengirimkan inisiatif-inisiatif kepada Rusia untuk menyelesaikan konflik di Ukraina "yang tampaknya didorong oleh motif-motif yang tulus."

Diberitakan sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia tidak pernah menolak pembicaraan dengan Ukraina, dengan Kementerian Luar Negeri telah menerima 30 inisiatif perdamaian terkait konflik kedua negara.

Mengenai pertanyaan untuk memulai pembicaraan damai, Ia mengatakan, "Kami tidak menolaknya. Agar proses ini dapat dimulai, perlu ada kesepakatan dari kedua belah pihak," jelas Presiden Putin, seperti melansir Reuters.

Terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan di sela-sela KTT Rusia-Afrika bulan lalu, Kremlin menerima sekitar 30 inisiatif perdamaian untuk penyelesaian konflik Ukraina, melalui jalur resmi maupun tidak.

Seperti halnya Presiden Putin, Zakharova menekankan Rusia tidak pernah menolak negosiasi mengenai penyelesaian konflik Ukraina.

"Bahkan ketika kami memahami (negosiasi) itu tidak mungkin membawa nilai tambah, tetapi kami selalu memberikan kesempatan seperti itu kepada para mitra atau situasi secara umum," jelasnya.

Di sisi lain, Zakharova menyoroti langkah Kyiv untuk menarik diri dari negosiasi yang mereka minta pada April 2022 lalu.