Bagikan:

JAKARTA - Rusia mempertimbangkan pertemuan pemimpinnya dengan Presiden Amerika Serikat untuk membahas masalah Ukraina, namun belum ada proposal resmi untuk pertemuan seperti itu, kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Dalam wawancara program '60 Menit' di televisi Rossiya-1, Menlu Lavrov mengatakan Rusia siap mempertimbangkan proposal pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Joe Biden di sela-sela KTT G20.

"Kami telah mengatakan berkali-kali bahwa kami tidak pernah menolak untuk mengadakan pertemuan. Jika proposal diterima, kami akan mempertimbangkannya," kata Lavrov menjawab pertanyaan tentang prospek pertemuan semacam itu di sela-sela KTT G20, melansir TASS 11 Oktober.

Jika semua orang berpikir bahwa sudah ada tanda kesiapan Presiden Biden untuk pertemuan seperti itu, tidak ada yang lain selain ucapan "Kita lihat saja", kata Lavrov.

"Ini mungkin bagus untuk spekulasi analitis jurnalistik, tetapi tidak untuk politik nyata," tambahnya.

Kendati demikian, Menlu Lavrov mengakui hingga saat ini belum ada proposal serius untuk melakukan pembicaraan mengenai Ukraina yang dikirim Washington.

"Kami belum menerima proposal serius untuk kontak. Kami didekati oleh beberapa orang, tidak terlalu serius, dan kami juga tidak menolak pendekatan itu, tetapi menawarkan untuk merumuskan proposal khusus yang dengannya orang-orang itu dapat menghubungi kami melalui saluran tidak langsung. Kami tidak pernah menerima rincian lebih lanjut dari siapa pun," papar Menlu Lavrov.

Menlu Lavrov juga mengecam tuduhan AS yang mengatakan Rusia menolak ambil bagian dalam pembicaran mengenai Ukraina, sebagai suatu kebohongan.

"Kami telah mendengar pernyataan para pejabat AS, termasuk (John) Kirby dari Gedung Putih, rekan saya (Antony) Blinken, dan pejabat pemerintah lainnya, yang mengatakan mereka terbuka untuk berbicara dengan Rusia sambil mencari solusi politik untuk situasi di dan di sekitar Ukraina, tetapi Rusia sangat jahat sehingga menolak untuk bernegosiasi. Saya dapat memberi tahu Anda secara langsung bahwa itu adalah kebohongan," tegasnya.

Diketahui, KTT G20 akan berlangsung di Pulau Bali, Indonesia pada 15-16 November mendatang.