Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Lis Truss memuji perjuangan dan keberanian Ukraina, saat Rusia menghujani negara itu dengan puluhan rudal jelajah, sebaliknya mengatakan itu sebagai tanda keputusasaan pemimpin Moskow.

Menyusul kecaman internasional, PM Truss dan rekan-rekan pemimpin negara-negara G7 diperkirakan akan mengadakan pembicaraan krisis pada Hari Selasa.

"Dukungan internasional yang luar biasa untuk perjuangan Ukraina sangat bertentangan dengan isolasi Rusia di panggung internasional," ujarnya, melansir The National News 11 Oktober.

"Keberanian mereka dalam menghadapi tindakan kekerasan paling brutal telah membuat orang-orang Ukraina dikagumi secara global," pujinya.

"Tidak ada yang menginginkan perdamaian lebih dari Ukraina. Dan untuk bagian kita, kita tidak boleh goyah sedikit pun dalam tekad kita untuk membantu mereka memenangkannya," tandasnya.

Diketahui, PM Truss dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pembicaraan pada Hari Senin.

"Serangan mengerikan di wilayah sipil di Kyiv dan di tempat lain adalah tanda yang jelas dari keputusasaan (Presiden Rusia Vladimir) Putin," kata PM Truss.

"Ukraina berhasil, dan Inggris akan berdiri tepat di belakang mereka saat kami terus memberikan bantuan militer penting dalam perjuangan Ukraina untuk kebebasan," tegas PM Truss.

Sementara itu, Presiden Zelensky mengatakan Ukraina mengandalkan "kepemimpinan Inggris dalam mengonsolidasikan dukungan politik dan pertahanan internasional untuk Ukraina, khususnya mengenai perlindungan langit kita."

Kemarin, Kyiv menjadi sasaran untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, sementara Rusia juga menyerang wilayah sipil dan infrastruktur energi di seluruh negeri, dari Kharkiv di timur hingga Lviv, dekat perbatasan Polandia.

Pada pertengahan pagi, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Rusia telah menembakkan 81 rudal jelajah, dan pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh 43 di antaranya. Polisi mengatakan sedikitnya lima orang tewas dan 12 terluka di Kyiv, seperti mengutip Reuters.

Presiden Putin menegaskan serangan itu adalah pembalasan atas serangan Ukraina di jembatan Kerch, persimpangan antara Rusia dan Krimea yang dicaplok yang memiliki kepentingan strategis dan simbolis.

Dia memperingatkan, jika Ukraina terus meningkatkan 'serangan teroris' di Rusia, tanggapan Kremlin akan "keras dan sebanding dengan tingkat ancaman".