Bagikan:

JAKARTA - Inggris memperingatkan Moskow pada Hari Kamis, jika mereka bekerja sama dengan mitra Barat tengah mempersiapkan sanksi berdampak tinggi yang menargetkan sektor keuangan Rusia, jika negara itu menyerang Ukraina.

Rusia diketahui telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, meskipun Moskow mengatakan tidak memiliki rencana untuk menyerang tetangganya.

Sementara itu, Presiden Vladimir Putin juga telah menuntut jaminan yang mengikat secara hukum bahwa NATO tidak akan memperluas lebih jauh ke timur.

"Kami tidak akan menerima kampanye yang dilakukan Rusia untuk menumbangkan tetangganya yang demokratis," kata Menteri Luar Negeri Liz Truss kepada parlemen, mengutip Reuters 6 Januari.

"Mereka secara keliru menyebut Ukraina sebagai ancaman untuk membenarkan sikap agresif mereka. Rusia adalah agresor di sini, NATO selalu menjadi aliansi defensif," tegas Menlu Truss.

Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dari Ukraina pada tahun 2014, menimbulkan sanksi dan kecaman dari Barat, Sementara, Kyiv berharap wilayahnya itu kembali ke pangkuan mereka.

Lebih jauh Menlu Truss mengatakan, setiap serangan militer lebih lanjut ke Ukraina oleh Rusia akan membawa konsekuensi besar, termasuk sanksi terkoordinasi untuk memaksakan biaya yang parah pada kepentingan dan ekonomi Rusia.

"Inggris bekerja sama dengan mitra kami dalam sanksi ini, termasuk tindakan berdampak tinggi yang menargetkan sektor keuangan dan individu Rusia," ungkap Truss.

Menlu Truss mengatakan dia akan mengunjungi Kyiv akhir bulan ini, dengan situasinya mencapai momen penting lantaran hanya ada satu jalan ke depan: untuk Presiden Putin mundur dari jurang.

"Sangat penting bahwa NATO bersatu dalam melawan perilaku mengancam Rusia," tukas Truss.

Dalam kesempatan yang sama Menlu Truss menggaris bawahi, Inggris menentang pipa Nord Stream 2 di bawah Laut Baltik.

"Eropa harus mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia. Inggris tetap menentang Nord Stream 2 dan saya bekerja dengan sekutu dan mitra untuk menyoroti risiko strategis proyek ini," tandasnya.

Untuk diketahui, sebelumnya Presiden Putin mengatakan ekspansi NATO ke arah timur sejak jatuhnya Uni Soviet tahun 1991 merupakan ancaman bagi Rusia, yang dinilainya tidak memiliki tempat untuk mundur. Dia telah memperingatkan Barat agar tidak mengabaikan kekhawatirannya.