Menteri Pertahanan Ukraina Ungkap Serangan Skala Besar Rusia Kemungkinan Terjadi Akhir Januari
Ilustrasi tank Ukraina di wilayah perbatasan. (Wikimedia Commons/OSCE Special Monitoring Mission to Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia telah mengumpulkan lebih dari 94.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina dan mungkin bersiap untuk serangan militer skala besar pada akhir Januari, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan kepada parlemen pada Hari Jumat, mengutip laporan intelijen.

Reznikov mengatakan, Ukraina tidak akan melakukan apa pun untuk memprovokasi situasi, tetapi siap untuk melawan jika Rusia melancarkan serangan.

Ukraina dan sekutu NATO-nya telah membunyikan alarm tentang pergerakan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina tahun ini, memicu kekhawatiran konflik yang membara di Ukraina timur dapat meletus menjadi perang terbuka.

"Intelijen kami menganalisis semua skenario, termasuk yang terburuk," sebut Reznikov, melansir Reuters 3 Desember.

"Ini mencatat kemungkinan eskalasi skala besar dari Rusia ada. Waktu yang paling mungkin untuk mencapai kesiapan untuk eskalasi adalah akhir Januari," ungkapnya.

Ukraina telah menekan Uni Eropa dan sekutu NATO minggu ini untuk mempersiapkan paket sanksi keras, guna menangkal Rusia meluncurkan serangan.

Sementara, Moskow pada gilirannya menuduh Ukraina dan Amerika Serikat berperilaku tidak stabil, menyebut Kyiv mungkin bersiap untuk meluncurkan serangannya sendiri di Ukraina timur, yang dibantah keras oleh otoritas Ukraina.

Terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Hari Kamis memperingatkan Moskow tentang 'biaya berat' yang akan dibayar Moskow jika terjadi eskalasi, mendesak mitranya dari Rusia untuk mencari jalan keluar diplomatik dari krisis.

Selain itu, Menlu Blinken mengatakan kemungkinan Presiden Joe Biden dan Vladimir Putin akan segera berbicara.

Pekerjaan sedang dilakukan untuk mengatur panggilan video di antara mereka, sebut Kremlin pada Hari Jumat, sehari setelah diplomat tinggi mereka bertemu untuk membahas krisis Ukraina.

Untuk diketahui, hubungan Ukraina dengan Rusia runtuh pada 2014 setelah pasukan yang didukung Moskow merebut wilayah di Ukraina timur yang diinginkan Kyiv kembali. Ukraina mengatakan sekitar 14.000 orang telah tewas dalam pertempuran sejak itu.

Sejak krisis terakhir dimulai, Moskow telah mengajukan tuntutan untuk jaminan keamanan yang mengikat secara hukum dari Barat, bahwa NATO tidak akan mengakui Ukraina sebagai anggota atau menyebarkan sistem rudal di sana untuk menargetkan Rusia.

Adapun Ukraina mengatakan Rusia tidak memiliki suara atas ambisinya untuk bergabung dengan aliansi NATO dan menolak jaminan keamanan sebagai tidak sah.

"Eskalasi adalah skenario yang mungkin terjadi, tetapi tidak dapat dihindari, dan tugas kami adalah mencegahnya. Kita harus membuat harga eskalasi tidak dapat diterima oleh agresor," tegas Reznikov.