JAKARTA - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada Hari Selasa, Barat meningkatkan pasokan peralatan dan senjata ke Kyiv, menjelang apa yang dia katakan akan menjadi serangan "skala besar" Ukraina, menyebut Moskow akan menyerang rute pasokan yang terdeteksi.
Berbicara di televisi pemerintah, Menhan Shoigu juga mengatakan, Rusia telah menimbulkan "kerusakan tembakan yang efektif pada musuh".
Dan, ia juga kembali menggarisbawahi, senjata-senjata Barat tidak akan mengubah hasil "operasi militer khusus" Moskow di Ukraina.
Ia berbicara tidak lama setelah Ukraina meluncurkan serangan drone terbesarnya ke Moskow, meskipun Kementerian Shoigu mengatakan pertahanan udara Rusia telah menghancurkan kedelapan drone tersebut.
"Pagi ini, rezim Kyiv melakukan serangan teroris di wilayah Moskow. Pada target sipil, saya perhatikan," kata Shoigu, dilansir dari Reuters 31 Mei.
Diberitakan sebelumnya, delapan drone menyasar wilayah Moskow dan sekitarnya yang memiliki populasi lebih dari 21 jiwa pada Selasa dini hari kata otoritas Rusia, namun semuanya berhasil ditembak jatuh dan atau dialihkan dengan jammer khusus.
Serangan itu menargetkan area-area di mana Presiden Vladimir Putin dan para elite Rusia lainnya memiliki tempat tinggal. Dua orang terluka dalam insiden tersebut, menurut Wali Kota Moskow.
Presiden Putin menyebut serangan itu sebagai respons teroris, yang terjadi setelah Rusia menyerang markas intelijen militer Ukraina beberapa hari lalu.
Ukraina, lanjut Presiden Putin, telah memilih jalan untuk mencoba "mengintimidasi Rusia, warga Rusia dan menyerang bangunan tempat tinggal".
"Ini jelas merupakan tanda aktivitas teroris," katanya.
Sebelumnya, Kremlin mengatakan serangan pesawat tak berawak pada Hari Selasa terhadap Moskow, merupakan upaya Kyiv untuk membalas serangan efektif yang dilakukan Rusia terhadap salah satu fasilitas penting, pusat pengambilan keputusan di Ukraina pada Hari Minggu.
"Jelas bahwa apa yang kita lihat adalah reaksi rezim Kyiv terhadap serangan kami yang sangat efektif terhadap salah satu pusat pengambilan keputusan. Serangan itu terjadi pada Hari Minggu," ungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, melansir TASS.
BACA JUGA:
Terpisah, seorang pembantu Presiden Ukraina menyangkal Kyiv terlibat langsung dalam serangan Moskow, tetapi mengatakan Ukraina menikmati menyaksikan serangan yang terjadi dan memperkirakan akan lebih banyak lagi serangan.
"Tentu saja kami senang menyaksikan dan memperkirakan peningkatan jumlah serangan. Tapi, tentu saja kami tidak ada hubungannya secara langsung dengan ini," jelas Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak.
Diketahui, Ukraina telah mengisyaratkan bahwa mereka akan segera memulai "serangan balasan" yang telah lama diprediksi dan didukung oleh senjata Barat untuk mencoba mengusir penjajah Rusia dari wilayahnya.