JAKARTA - Panglima militer Amerika Serikat memastikan, pihaknya tidak berencana mengirimkan instruktur militer ke Ukraina, hanya akan melakukan hal itu jika perang dengan Rusia sudah selesai.
Rusia perlahan mengalami kemajuan di wilayah timur Ukraina, memanfaatkan kurangnya jumlah pasukan Kyiv dan pasokan senjata dari Barat.
Amerika Serikat dan sekutu diketahui memberikan bantuan persenjataan senilai miliaran dolar, memasok informasi intelijen, hingga memberikan pelatikan bagi pasukan Ukraina di luar negeri.
"Saat ini, tidak ada rencana untuk membawa instruktur AS ke Ukraina," kata Ketua Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Serikat Jenderal Charles Q. Brown, melansir Reuters 21 Mei.
"Setelah konflik ini selesai dan kita berada dalam kondisi yang lebih baik, maka saya yakin kita bisa mendatangkan kembali instruktur," tambah Jenderal Brown.
Sebelum invasi Rusia pada Februari 2022, Amerika Serikat diketahui memiliki sekitar 150 pelatih militer di Ukraina.
Jenderal Brown berbicara bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin setelah pertemuan dengan para pendukung militer Ukraina. Baik dia maupun Menhan Austin menekankan perlunya mendukung Kyiv, ketika negara itu menghadapi tekanan yang semakin besar dari pasukan Rusia di Kharkiv.
Sementara itu, Pentagon menolak saran dari mantan pejabat tinggi Departemen Luar Negeri Victoria Nuland kepada ABC News, bahwa Presiden Joe Biden harus mencabut larangan Ukraina menggunakan persenjataan AS untuk menyerang sasaran di Rusia, yang dikhawatirkan bisa memicu konflik langsung Washington dengan Moskow.
BACA JUGA:
Diketahui, Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Bulan Februari 'membuka pintu' bagi negara-negara Eropa untuk mengirimkan pasukan ke Ukraina.
Sejak itu, para pemimpin Eropa lainnya secara terbuka menentang gagasan tersebut. Sementara, Menteri Luar Negeri Prancis berusaha mengklarifikasi komentar tersebut, dengan mengatakan Paris dapat mengirim pasukan ke Ukraina untuk kebutuhan tertentu, tetapi tidak untuk berperang melawan Rusia.
Sementara, para diplomat Prancis mengatakan gagasan Macron adalah untuk memicu perdebatan mengenai masalah ini, namun tidak ada rencana konkret ke arah itu.