Rusia Peringatkan Tentara Inggris Bisa Jadi Target Sah Jika Latih Militer Ukraina, PM Sunak: Tidak Ada yang Dikirim
PM Inggris Rishi Sunak. (Wikimedia Commons/Downing Street No.10 Lauren Hurley)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris mengatakan pada Hari Minggu, pihaknya tidak memiliki rencana untuk mengirim instruktur guna memberikan pelatihan di Ukraina, dengan Rusia mengeluarkan peringatan keras jika pengiriman seperti itu terealisasi.

Meski memberikan bantuan peralatan militer hingga pelatihan di luar mancanegara, Inggris dan sekutunya sejauh ini menghindari kehadiran militer mereka secara formal, untuk mengurangi risiko konflik langsung dengan Rusia.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Sunday Telegraph, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan, ia ingin mengerahkan instruktur militer ke Ukraina, selain memberikan pelatihan di luar negeri.

Beberapa jam setelah wawancara itu dipublikasikan, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, tidak ada rencana pengiriman pasukan Inggris ke Ukraina dalam waktu dekat.

"Adalah mungkin, suatu hari nanti kami bisa melakukan beberapa pelatihan di Ukraina," kata PM Sunak kepada wartawan pada awal konferensi tahunan Partai Konservatif yang berkuasa di Manchester, melansir Reuters 1 Oktober.

"Tetapi itu adalah sesuatu untuk jangka panjang, bukan untuk saat ini. Tidak ada tentara Inggris yang akan dikirim untuk berperang dalam konflik saat ini," jelas PM Sunak.

Diberitakan sebelumnya, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Hari Minggu menyatakan, tentara Inggris yang melatih pasukan Ukraina di Ukraina akan menjadi target yang sah bagi pasukan Rusia.

"(Ini akan) mengubah instruktur mereka menjadi target sah angkatan bersenjata kita," tulis Medvedev di Telegram.

"Memahami dengan baik bahwa mereka akan dihancurkan dengan kejam. Dan bukan sebagai tentara bayaran, tetapi sebagai spesialis NATO Inggris," tegasnya.

Peringatan Medvedev disampaikan usai Menteri Pertahanan Inggris yang baru Grant Shapps dalam sebuah wawancara mengatakan keinginan untuk mengirim instruktur militer ke Ukraina untuk melatih militer negara itu secara langsung, selain melatih mereka di Inggris maupun negara-negara Barat lainnya seperti yang berjalan saat ini.

Pekan lalu, Shapps berkunjung ke Ukraina untuk kali pertama sebagai menteri pertahanan usai penunjukkan dirinya.

Dalam sebuah wawancara dengan Sunday Telegraph, Shapps mengatakan ada ruang untuk menawarkan pelatihan militer di Ukraina, setelah berdiskusi pada Hari Jumat dengan para pemimpin militer Inggris.

"Saya berbicara hari ini tentang kemungkinan membawa pelatihan tersebut lebih dekat dan benar-benar ke Ukraina juga," katanya seperti dikutip.

"Khususnya di wilayah barat negara ini, saya pikir peluangnya sekarang adalah membawa lebih banyak hal 'di dalam negeri'," tambahnya.

Diketahui, sejauh ini Inggris telah memberikan kursus pelatihan militer selama lima minggu kepada sekitar 20.000 warga Ukraina dalam kurun waktu setahun terakhir, dan bermaksud untuk melatih jumlah yang sama di masa depan.