JAKARTA - Keputusan Inggris untuk mengirimkan satu skuadron Tank Tempur Utama (MBT) Challenger 2 disambut antusias Presiden Ukraina, saat Rusia mengecilkan arti dukungan dengan mengatakan tidak akan mengubah peperangan sementara veteran Inggris ingatkan pelatihan intens.
Mengabaikan kritik dari Kedutaan Besar Rusia di London, pengumuman Kantor Perdana Menteri Rishi Sunak pada Sabtu malam menyebut, Inggris akan mengirim 14 tank tempur utamanya bersama dengan dukungan artileri tambahan, 30 unit AS90 self-propelled ke Ukraina, yang diperkirakan akan tiba beberapa pekan mendatang.
Inggris juga akan mulai melatih pasukan Ukraina untuk menggunakan tank dan senjata dalam beberapa hari mendatang.
"Ketika orang-orang Ukraina mendekati tahun kedua mereka hidup di bawah pengeboman Rusia tanpa henti, Perdana Menteri berdedikasi untuk memastikan Ukraina memenangkan perang ini," kata seorang juru bicara perdana menteri dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 16 Januari.
"Bersama penasihat militer terdekatnya, dia telah menganalisis gambaran militer, melihat dampak strategis dari dukungan Inggris dan mengidentifikasi jendela di mana menurutnya Inggris dan sekutunya dapat memiliki dampak maksimal," lanjut pernyataan itu.
Pengumuman tersebut menyusul panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya pada Hari Sabtu, di mana PM Sunak menguraikan ambisi Inggris untuk mengintensifkan dukungan ke Ukraina, termasuk melalui penyediaan Tank Challenger 2 dan sistem artileri tambahan.
Kantor Sunak mengatakan awal pekan ini, Inggris akan mengoordinasikan dukungannya dengan sekutu setelah Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat semuanya mengindikasikan pekan lalu, mereka akan menyediakan kendaraan lapis baja ke Ukraina.
Kantor tersebut juga mengatakan, Menteri Pertahanan akan menginformasikan parlemen Inggris dengan rincian dukungan keamanan pada Hari Senin.
Challenger 2 adalah tank tempur yang dirancang untuk menyerang tank lain, dan telah beroperasi dengan Angkatan Darat Inggris sejak tahun 1994. Tank ini telah dikerahkan di Bosnia dan Herzegovina, Kosovo dan Irak, menurut tentara.
"Perdana Menteri dan Presiden Zelensky menyambut baik komitmen internasional lainnya dalam hal ini, termasuk tawaran Polandia untuk menyediakan kompi tank Leopard," kata juru bicara Sunak.
Terpisah, Presiden Zelensky dalam pidato video malamnya yang diterbitkan sebelum pengumuman terperinci Inggris, menyebut bantuan yang diharapkan itu "penting" untuk pertahanan Ukraina.
"Ini benar-benar dibutuhkan. Dan saya percaya, keputusan serupa masih akan dibuat oleh mitra lain, mereka yang mengerti mengapa kejahatan seperti itu tidak dapat diberikan satu kesempatan pun," sebutnya.
Menanggapi hal ini, Rusia melalui Kedutaan Besar di London mengatakan, pengiriman tank hanya akan mengakibatkan peningkatan eskalasi, tidak mengubah keadaan di medang perang dan hanya menambah jumlah korban jiwa.
"Membawa tank ke zona konflik, jauh dari mengakhiri permusuhan, hanya akan mengintensifkan operasi tempur, menghasilkan lebih banyak korban, termasuk di antara penduduk sipil," sebut Kedutaan Besar Rusia dalam keterangannya, seperti mengutip TASS.
"Namun, ironisnya, ini sepenuhnya sesuai dengan tujuan London untuk memperpanjang konflik. Oleh karena itu, retorika resmi yang berperang dan pengabaian menyeluruh terhadap gagasan tersebut, yang disuarakan oleh Rusia pada beberapa kesempatan, untuk menggunakan penyelesaian yang dinegosiasikan," lanjut keterangan itu.
"Singkatnya, kami menyaksikan lebih banyak lagi bukti penghinaan otoritas Inggris terhadap kehidupan warga biasa Ukraina, serta keterlibatan langsungnya yang terus berkembang dalam konflik," jelas siaran pers tersebut.
"Sedangkan untuk Tank Challenger 2, mereka tidak akan membantu militer Ukraina membalikkan keadaan di lapangan. Namun mereka akan menjadi target skala besar yang sah bagi pasukan Rusia," tambah pernyataan itu memperingatkan.
Pekan lalu, veteran perwira tinggi militer Inggris memperingatkan perlunya pelatihan intensif untuk mengendarai dan menguasai Tank Challenger 2, jika jadi diberikan untuk Ukraina, saat mengomentari rencana pengiriman tank tersebut.
Pensiunan Air-Vice Marshal Royal Air Force (RAF) Sean Bell mengatakan kepada Sky News, dibutuhkan pelatihan kru yang rumit dan lama agar tank tersebut efektif
BACA JUGA:
"Mereka dikemas penuh dengan peralatan elektronik, pembidik laser, kacamata penglihatan malam, komputer penargetan, akan membutuhkan banyak pelatihan," jelasnya.
Bell mengatakan Rusia sebenarnya adalah donor tank terbesar ke Ukraina, "karena mereka telah meninggalkan tank di medan perang".
"Dan tentu saja, keuntungannya adalah Ukraina dan Rusia menggunakan tank yang sama, mereka menggunakan suku cadang yang sama. Mereka dapat langsung masuk dan mulai beroperasi," tandasnya.