Antisipasi Serangan Rusia saat Peringatan Setahun Invasi, Pejabat Keamanan Ukraina Ingin Pengiriman Senjata Dipercepat
Tank Challenger 2. (Wikimedia Commons/MOD/Harland Quarrington)

Bagikan:

JAKARTA - Ukraina mengharapkan negara-negara Barat mempercepat pengiriman senjatanya, seiring dengan peningkatan serangan Rusia serta mengantipasi kemungkinan serangan saat peringatan setahun invasi.

Dalam pembaruan Senin malam, Staf Umum Angkatan Darat Ukraina mengatakan, artileri Rusia menggempur sekitar 25 kota dan desa di sekitar Bakhmut dan Avdiika, dua titik fokus upaya Rusia untuk maju di kawasan industri timur Donbas yang strategis.

Dikatakan Rusia juga terus menembaki lebih dari 30 permukiman di wilayah timur laut Kharkiv dan Sumy dekat perbatasan Rusia. Di selatan, tembakan mortir dan artileri Rusia menghantam beberapa kota, termasuk ibu kota regional Kherson, yang ditinggalkan pasukan Rusia pada November.

"Fakta bahwa Rusia sedang mempersiapkan upaya baru untuk mengambil inisiatif dalam perang, fakta bahwa sifat aksi militer di garis depan memerlukan keputusan baru tentang pasokan senjata, hanya menggarisbawahi betapa pentingnya mengoordinasikan semua upaya koalisi mempertahankan Ukraina dan kebebasan," kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidato videonya Senin malam, melansir Reuters 17 Januari.

Menteri Pertahanan A.S. Lloyd Austin dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan sekutu di sebuah pangkalan udara di Jerman pada Hari Jumat, untuk membahas bantuan lebih lanjut untuk Ukraina. Presiden Zelensky mengharapkan keputusan penting dapat dihasilkan dalam pertemuan itu.

mbt leopard 2
Ilustrasi MBT Leopard 2 milik Spanyol. (Wikimedia Commons/Oscar en el medio)

Sementara itu, Oleskiy Danylov, sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, juga menyebutkan pada Senin malam perlunya percepatan pasokan senjata, karena pemerintah mengantisipasi Rusia "berusaha melakukan apa yang disebut serangan terakhir."

Danylov mengatakan kepada televisi Ukraina, hal itu dapat terjadi pada peringatan setahun invasi atau pada Bulan Maret.

"Kita harus bersiap untuk hal seperti itu setiap hari. Dan kita sedang mempersiapkan ... Pertanyaan pertama dan terakhir selalu tentang senjata, bantuan untuk membantu kita mengalahkan agresor yang menyerang negara kita ini," papar Danylov.

Diketahui, Rusia menyebut pengiriman militernya ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 sebagai "operasi militer khusus" untuk melindungi keamanannya karena tetangganya semakin dekat dengan Barat.

Sementara, Ukraina dan sekutunya menuduh Moskow melakukan perang tak beralasan untuk merebut wilayah, menghapus kemerdekaan sesama bekas republik Soviet.

HIMARS
Ilustrasi HIMARS (Wikimedia Commons/DVIDSHUB)

Negara-negara Barat telah menghasilkan pasokan senjata yang signifikan untuk Ukraina, tetapi Presiden Zelensky dan pemerintahnya bersikeras bahwa mereka membutuhkan tank.

Beragam persenjataan personal hingga peluncur roket multi laras canggih seperti HIMARS dan sistem rudal permukaan ke udara NASAMS telah dikirimkan, termasuk yang terbaru janji untuk mengirimkan sistem rudal Patriot.

Tapi, itu tidak termasuk tank tempur utama (MBT), karena enggan memprovokasi Kremlin. Tabu tank akhirnya dipatahkan pada akhir pekan lalu, setelah Inggris yang menjanjikan satu skuadron pertama Challenger ke Kyiv.

Pada Hari Senin Inggris mengonfirmasi pasokan 14 MBT Challenger 2, artileri AS90 self-propelled dan perangkat keras lainnya, termasuk ratusan lebih kendaraan lapis baja dan rudal pertahanan udara canggih untuk "mempercepat keberhasilan Ukraina".

Dalam mengumumkan bantuan militer tambahan, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mendesak Jerman untuk mengizinkan pasokan tank Leopard ke Ukraina, menekankan bahwa ini dapat membuka dukungan dari negara lain dan Berlin tidak akan bertindak sendirian.

Sebelumnya, Amerika Serikat pada 6 Januari akan mengirimkan kendaraan tempur lapis baja Bradley, dalam paket bantuan militer terbaru. Jerman mengatakan akan memasok Kyiv dengan sejumlah kendaraan tempur infanteri Marder, sedangkan Prancis akan mengirim tank beroda AMX-10 RC ke Ukraina. Terbaru, Polandia dan Finlandia menyatakan kesiapannya untuk mengirim tank Leopard 2 buatan Jerman untuk Ukraina.