Inggris Pertimbangkan Kirim 10 Tank Challenger 2 ke Ukraina, Bakal Disusul Leopard 2 dan Abrams?
Tank Challenger 2. (Wikimedia Commons MOD/Harland Quarrington)

Bagikan:

JAKARTA - Inggris sedang mempertimbangkan untuk memasok Ukraina dengan tank tempur utama (MBT) Challenger 2 untuk pertama kalinya untuk melawan invasi Rusia, menurut sumber-sumber yang tidak disebutkan dan mengetahui hal tersebut.

Sumber Barat mengatakan, diskusi telah berlangsung selama beberapa minggu tentang pengiriman sejumlah tank Challenger 2 Angkatan Darat Inggris untuk militer Ukraina.

Langkah itu dinilai akan menandai peningkatan signifikan dukungan Barat untuk UKraina, mendorong sekutu NATO lainnya, khususnya Jerman untuk mengikuti langkah tersebut.

"Itu akan mendorong orang lain untuk memberikan tank," kata seorang sumber Ukraina, dilansir dari Sky News 10 Januari.

Meski belum ada keputusan akhir yang dibuat London, tetapi jika terealisasi, Inggris akan menjadi negara pertama yang memenuhi keinginan Ukraina untuk memperkuat militernya dengan tank-tank Barat.

Salah satu sumber mengatakan, Inggris kemungkinan akan menawarkan sekitar 10 tank Challenger 2, kekuatan yang cukup untuk melengkapi satu skuadron.

Dijelaskannya, kendati hal tersebut tidak akan menjadi pengubah permainan, tapi akan signifikan karena mendobrak penghalang yang sejauh ini 'mencegah' sekutu mengirimkan tank Barat ke Ukraina, mempertimbangkan penilaian Rusia sebagai peningkatan eskalasi.

tank challenger 2
Tank Challenger 2. (Wikimedia Commons/MOD/Cpl Russ Nolan RLC)

"Ini akan menjadi preseden yang baik untuk menunjukkan (kepada) orang lain - ke Jerman pertama-tama, dengan Leopard mereka... dan (M1) Abrams dari Amerika Serikat," kata sumber Ukraina itu.

Diketahui, Ukraina telah lama meminta tank Leopard II buatan Jerman yang diproduksi secara massal, digunakan oleh beberapa sekutu Eropa, termasuk Jerman, Polandia, Finlandia, Belanda dan Spanyol.

Warsawa dan Helsinki telah mengisyaratkan kesediaan untuk memasok tank Leopard mereka ke Kyiv, tetapi ini memerlukan persetujuan dari Berlin karena Jerman memegang lisensi ekspor.

Kanselir Jerman Olaf Scholz memilih pendekatan yang lebih hati-hati, untuk melengkapi Ukraina dengan senjata daripada negara lain seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris tidak akan mengonfirmasi atau menyangkal bahwa pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan untuk memasok tank ke Ukraina.

Seorang juru bicara mengatakan: "Pemerintah telah berkomitmen untuk memberikan bantuan militer ke Ukraina senilai bantuan tahun lalu, atau melebihinya untuk tahun 2023. Dan

kami akan terus membangun sumbangan baru-baru ini dengan pelatihan dan pemberian peralatan lebih lanjut."

Tahun lalu, Inggris mengirim 14 tank Challenger 2 ke Polandia sebagai bagian dari kesepakatan guna membantu Ukraina dengan membebaskan kapasitas Warsawa untuk memasok tank T-72 era Soviet ke Kyiv.

tank challenger 2
Tank Challenger 2. (Wikimedia Commons/MOD/Cpl Kellie Williams, RLC)

Memasuki dinas militer sejak tahun 1994, tank Challenger 2 yang berbobot 62,5 ton dibekali kanon utama berukuran 120mm dan senapan mesin 7,62mm. Tank ini sebelumnya dikerahkan ke Bosnia dan selama Perang Irak 2003.

Kolonel Hamish de Bretton Gordon, mantan komandan 1st Royal Tank Regiment mengatakan, pengenalan tank-tank Barat dapat "membangun keseimbangan" di medan perang yang menguntungkan Ukraina.

"Secara strategis ini mengirimkan pesan yang sangat tegas kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin, bahwa tidak ada yang salah," ujarnya.

"Challenger 2 dan Leopard II adalah tank modern. Mereka jauh lebih terlindungi, lebih andal, lebih cepat," tambahnya.

Sejauh ini, militer Ukraina mengoperasikan tank era Soviet seperti T-72, termasuk beberapa yang telah dipasok oleh mitra yang juga menggunakannya. Militer Rusia juga sebagian besar mengandalkan tank yang diproduksi selama Perang Dingin.

Kemarin, Kremlin mengatakan pengiriman senjata baru ke Ukraina tidak akan mengubah jalannya konflik, hanya memperdalam penderitaan rakyat Ukraina.

"Pasokan ini tidak akan dapat mengubah apa pun. Ini hanya dapat menambah rasa sakit rakyat Ukraina dan memperpanjang penderitaan mereka. Mereka tidak mampu menghentikan kami mencapai tujuan operasi militer khusus," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti mengutip Reuters.

Terkait