Iran Dapat Berkontribusi Dalam Kejahatan Perang Karena Kirim Drone ke Rusia, Gedung Putih: Senjata Mereka Bunuh Warga Sipil
Ilustrasi Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan saat memberikan keterangan pers. (Wikimedia Commons/The White House)

Bagikan:

JAKARTA - Iran dapat berkontribusi terhadap kejahatan perang di Ukraina dengan menyediakan drone ke Rusia, kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Hari Senin.

"Senjata mereka digunakan untuk membunuh warga sipil di Ukraina, mencoba menjerumuskan kota ke dalam dingin dan gelap yang, dari sudut pandang kami, menempatkan Iran di tempat yang berpotensi berkontribusi terhadap kejahatan perang yang meluas," kata Sullivan kepada wartawan selama perjalanan mendampingi Presiden Joe Biden ke Meksiko, melansir Reuters 10 Januari.

Terpisah, dalam pidatonya di hadapan Kongres AS pada Desember lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, "Ketika Rusia tidak dapat menjangkau kota-kota dengan artilerinya, mereka mencoba menghancurkannya dengan serangan misil. Lebih dari itu, Rusia menemukan sekutu dalam kebijakan genosidanya - Iran."

"Drone mematikan Iran, yang dikirim ke Rusia dalam jumlah ratusan, menjadi ancaman bagi infrastruktur penting kami. Begitulah cara satu teroris menemukan yang lain. Hanya masalah waktu – kapan mereka akan menyerang sekutu Anda yang lain, jika kita tidak menghentikan mereka sekarang," ujarnya ketika itu, mengutip Foxnews.

Gedung Putih pertama kali mengungkapkan rencana Teheran untuk "menghadiahkan" ratusan drone Shahed-136 kepada Rusia pada awal tahun 2022, dan pada Agustus 1.000 drone yang dipasok Iran telah dikirim ke Rusia.

Terpisah, Iran terus menyangkal tuduhan itu.

"Presiden Zelensky sebaiknya tahu, bahwa kesabaran strategis Iran atas tuduhan tidak berdasar seperti itu bukan tidak ada habisnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam pesan peringatan yang diunggah ke situs web kementerian sehari setelah pidato Zelensky.

Diketahui, Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi terhadap perusahaan dan orang-orang yang dituduh memproduksi atau mentransfer drone Iran, yang digunakan Rusia untuk menyerang infrastruktur sipil di Ukraina.

Gedung Putih mengatakan pekan lalu, Amerika Serikat juga mempertimbangkan cara untuk menargetkan produksi pesawat tak berawak Iran melalui sanksi dan kontrol ekspor.