JAKARTA - Kremlin menyatakan keyakinannya akan informasi yang disampaikan Kementerian Pertahanan, terkait tewasnya 600 prajurit Ukraina dalam serangan di Kota Kramatorsk, meskipun ada laporan yang menunjukkan serangan itu meleset dari sasarannya.
"Kremlin memiliki keyakinan mutlak, saya ingin mengingatkan Anda tentang kata-kata Presiden bahwa sumber utama informasi adalah Kementerian Pertahanan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan dalam pengarahan harian, melansir Reuters 9 Januari
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia, dalam sebuah pernyataan, mengatakan serangan terhadap gedung-gedung di Kramatorsk adalah operasi balas dendam atas serangan maut Ukraina pekan lalu di sebuah barak Rusia di Makiivka, di bagian wilayah Donetsk yang dikendalikan oleh pasukan Moskow, di mana sedikitnya 89 prajurit tewas.
Dikatakan Moskow telah menggunakan apa yang disebut intelijen yang dapat diandalkan untuk menargetkan pasukan Ukraina. Lebih dari 700 tentara Ukraina ditempatkan di satu asrama dan lebih dari 600 di asrama lain, katanya.
"Akibat serangan rudal besar-besaran di titik penempatan sementara unit tentara Ukraina ini, lebih dari 600 prajurit Ukraina tewas," klaim Kementerian Pertahanan.
Asrama Perguruan Tinggi No.28 sepenuhnya utuh. Sebuah kawah terletak sekitar 50 meter darinya lebih dekat ke beberapa garasi. Beberapa kaca kampus pecah.
"Suaranya sangat keras, membuat orang terlempar dari tempat tidur. Beberapa orang terluka jarinya karena gelombang ledakan," kata Polina (74), warga yang tinggal di seberang salah satu asrama.
"Ada ledakan, lalu ledakan lagi. Jendela berguncang... Sungguh, tidak ada lagi yang bisa diceritakan. Hanya hari biasa," ujar Mykhailo, seorang warga berusia 41 tahun.
Adapun Oleksandr Honcharenko, Wali Kota Kramatorsk, mengatakan serangan itu telah merusak dua fasilitas pendidikan, delapan gedung apartemen dan garasi tetapi tidak ada korban jiwa.
Sedangkan Pavlo Kyrylenko, gubernur Donetsk Ukraina, mengatakan sebelumnya, Rusia telah meluncurkan tujuh serangan rudal di Kramatorsk.
Sebuah tim Reuters mengunjungi dua asrama perguruan tinggi yang dikatakan Moskow untuk sementara menampung personel Ukraina. Itu menjadi target, sebagai balas dendam atas serangan Tahun Baru yang menewaskan puluhan tentara Rusia.
Tapi, tidak ada asrama di timur kota Kramatorsk yang terkena dampak langsung atau rusak parah. Tidak ada tanda-tanda yang jelas bahwa tentara pernah tinggal di sana, tidak ada tanda-tanda mayat atau jejak darah.
Serhiy Cherevatyi, juru bicara militer Ukraina untuk wilayah timur, menggambarkan klaim korban massal sebagai upaya Kementerian Pertahanan Rusia untuk menunjukkan, pihaknya telah menanggapi serangan Ukraina baru-baru ini terhadap tentara Rusia.
BACA JUGA:
"Ini adalah operasi informasi dari kementerian pertahanan Rusia," kata Cherevatyi kepada penyiar Ukraina Suspilne News.
Pihak berwenang di Kyiv tidak segera berkomentar. Sementara, Wali Kota Kramatorsk sebelumnya mengatakan tidak ada korban jiwa.
Jika benar, itu akan menjadi satu-satunya kehilangan pasukan Ukraina terbesar sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari tahun lalu.
Ukraina diyakini telah menghentikan penempatan pasukan yang berdekatan dalam fasilitas yang sama, setelah serangan rudal Rusia yang mematikan di sebuah pangkalan di Ukraina barat pada Bulan Maret yang menewaskan puluhan orang.