JAKARTA - Thailand membatalkan kebijakan menunjukkan bukti vaksinasi COVID-19 bagi pelancong yang datang ke negara itu, yang diumumkan pada akhir pekan, kata Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul pada Hari Senin, mempertimbangkan tingkat imunisasi yang memadai di China dan secara global.
Menteri Anutin mengatakan, pemeriksaan bukti vaksinasi tidak nyaman dan panel ahli kesehatan telah setuju untuk mencabut aturan baru, yang diumumkan pada Sabtu oleh regulator penerbangan menjelang kedatangan pengunjung dari China, di mana kasus COVID-19 melonjak.
Selain itu, Menteri Anutin juga mengatakan, mereka yang tidak divaksinasi tetap akan diizinkan masuk tanpa batasan.
"Menunjukkan bukti vaksinasi akan merepotkan dan tidak nyaman, sehingga keputusan regulator tidak perlu,” kata Anutin kepada wartawan, melansir Reuters 9 Januari.
Sebagai salah satu tujuan perjalanan paling populer di Asia, Thailand menikmati masuknya pengunjung selama musim puncak pertamanya sejak pencabutan pembatasan masuk yang ketat tahun lalu, yang menyebabkan sektor pariwisatanya ambruk.
Pada November, tercatat 1,75 juta pengunjung, empat kali lipat jumlah sepanjang tahun lalu, ketika penerbangan dan kedatangan asing dibatasi.
Diketahui, China sangat penting bagi Thailand, dengan sekitar seperempat dari pengunjung tahunan sebelum pandemi berasal dari Negeri Tirai Bambu.
Menteri Anutin mengatakan, pemerintah sekarang mengharapkan 7-10 juta pengunjung China, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya 5 juta.
Penerbangan pertama dari China tiba di Thailand pada Hari Senin, dengan kelompok pertama di antara 3.465 penumpang yang diperkirakan datang pada hari pertama.
BACA JUGA:
"Kami sangat bersemangat untuk kembali ke Thailand. Kami telah menunggu selama tiga tahun," ujar Wang Zhenyin (39), salah seorang penumpang yang baru tiba.
"Sebelum COVID dimulai, kami datang ke sini setiap tahun. Dan kali ini saya membawa keluarga saya untuk datang ke sini," sambungnya.
Otoritas pariwisata Thailand memperkirakan jumlah wisatawan yang datang ke negara itu tahun lalu tembus 11,5 juta orang, lebih dari seperempat dari rekor hampir 40 juta pengunjung yang dicatat tahun 2019.