Bantah Terkait Kerusuhan di Brasilia, Bolsonaro Klaim Selalu Pegang Konstitusi: Demonstrasi Bagian Demokrasi, Invasi dan Penghancuran Tidak
Ilustrasi Jair Bolsonaro (berjas membelakangi kamera) bersama pendukungnya. (Wikimedia Commons/Palácio do Planalto)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro membantah tuduhan dia menghasut penyerbuan gedung-gedung pemerintah oleh para pendukungnya pada Minggu, seperti yang dituduhkan pendahulunya.

Bolsonaro mengatakan tuduhan yang dilontarkan oleh Presiden Luiz Inacio Lula da Silva "tanpa bukti".

Pendukung Bolsonaro, yang belum mengakui pemilihan yang diadakan pada Bulan Oktober, menyerbu gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan istana presiden di Brasilia pada Hari Minggu. Setidaknya satu kendaraan polisi dibakar dalam peristiwa tersebut.

Para pengunjuk rasa yang melakukan penyerbuan, beberapa membawa bendera nasional, menghancurkan jendela dan melemparkan furnitur dalam peristiwa yang mengingatkan pada penyerbuan ke Capitol Hill AS pada 6 Januari 2021 oleh pendukung Donald Trump.

"Sepanjang mandat saya, saya selalu berada dalam empat baris Konstitusi, menghormati dan membela hukum, demokrasi, transparansi, dan kebebasan suci kita," tulis Bolsonaro di Twitter, melansir The National News 9 Januari.

"Demonstrasi damai adalah bagian dari demokrasi. Namun, penghancuran dan invasi gedung-gedung publik seperti yang terjadi saat ini, tidak," tandasnya.

Kerusuhan di Brasilia, ibu kota administratif, terjadi setelah protes berminggu-minggu oleh pendukung Bolsonaro yang menolak untuk mengakui kemenangan Preside Lula yang dilantik pekan lalu.

Kerumunan itu akhirnya dibubarkan oleh polisi, tetapi mereka meninggalkan pesan-pesan yang tertulis di dinding, termasuk seruan untuk "intervensi militer" dan satu keluhan tentang "kemiskinan".

Diberitakan sebelumnya, Presiden Lula menuduh mantan Presiden Bolsonaro menghasut serangan melalui pidatonya.

"Ada beberapa pidato mantan presiden yang mendorong hal ini. Dan ini juga tanggung jawabnya dan pihak-pihak yang mendukungnya," tulisnya di Twitter.

"Mereka memanfaatkan kesunyian pada hari Minggu, sementara kami masih menyiapkan pemerintahan, untuk melakukan apa yang mereka lakukan," sambungnya.

Presiden, yang sedang mengunjungi kota Araraquara yang dilanda banjir di negara bagian tenggara Sao Paulo, terbang kembali ke Brasilia untuk mengawasi tanggapan terhadap apa yang disebutnya sebagai serangan "fasis".

Presiden Lula mengatakan, pasukan polisi militer setempat yang melapor kepada Gubernur Brasilia Ibaneis Rocha, mantan sekutu Bolsonaro, tidak melakukan apa pun untuk menghentikan gerak maju para pengunjuk rasa.

Mahkamah Agung, yang menggambarkan para perusuh sebagai "teroris", mencopot gubernur dari jabatannya selama 90 hari karena gagal melindungi gedung-gedung negara.

Diketahui, sejauh ini media pemerintah Brasil melaporkan setidaknya 170 orang telah ditangkap terkait penyerbuan Hari Minggu.