JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutuk "serangan terhadap demokrasi" di Brasil setelah pendukung mantan Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro menyerbu Kongres, istana presiden dan Mahkamah Agung negara itu pada Hari Minggu.
Presiden Biden mengatakan dia berharap untuk terus bekerja dengan Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva, yang mengalahkan Bolsonaro dalam pemilihan paling sengit dalam satu generasi tahun lalu.
"Saya mengutuk serangan terhadap demokrasi dan pengalihan kekuasaan secara damai di Brasil. Institusi demokrasi Brasil mendapat dukungan penuh kami dan keinginan rakyat Brasil tidak boleh dirusak," kata Biden di Twitter, melansir Reuters 9 Januari.
Sebelumnya di hari yang sama, Presiden Biden mengatakan situasi di Brasil "keterlaluan".
Penyerbuan tersebut menimbulkan memori invasi Capitol Hill, Washington DC, oleh pendukung mantan Presiden Donald Trump, mengganggu sertifikasi kemenangan Joe Biden dalam pemilihan umum.
"Kami mengutuk serangan terhadap Kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung Brasil," tulis Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Twitter.
I condemn the assault on democracy and on the peaceful transfer of power in Brazil. Brazil’s democratic institutions have our full support and the will of the Brazilian people must not be undermined. I look forward to continuing to work with @LulaOficial.
— President Biden (@POTUS) January 8, 2023
"Menggunakan kekerasan untuk menyerang institusi demokrasi selalu tidak dapat diterima. Kami bergabung dengan Lula untuk mendesak segera diakhirinya tindakan ini," sambungnya.
Pemandangan ribuan pengunjuk rasa berpakaian kuning-hijau melakukan kerusuhan di ibu kota mengakhiri ketegangan berbulan-bulan setelah pemungutan suara 30 Oktober di Brasil. Bolsonaro, seorang pendukung Trump yang belum mengakui kekalahan, menjajakan klaim palsu bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brasil rentan terhadap penipuan, yang melahirkan gerakan kekerasan dari para penyangkal pemilu.
"Saya mengutuk serangan keterlaluan terhadap gedung-gedung pemerintah #Brazil yang dipicu oleh demagog Bolsonaro yang sembrono mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi," kata Senator AS Bob Menendez, ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, di Twitter.
"2 tahun sejak 6 Januari, warisan Trump terus meracuni belahan bumi kita. Melindungi demokrasi & meminta pertanggungjawaban aktor jahat sangat penting."
Diketahui, Bolsonaro terbang ke Florida, Amerika Serikat 48 jam sebelum mandatnya berakhir dan absen dari pelantikan Lula.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, ribuan pengunjuk rasa pendukung mantan Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro menyerbu Kongres, istana kepresidenan dan Mahkamah Agung negara itu pada Hari Minggu.
Presiden Luiz Inacio Lula da Silva kemudian mengumumkan intervensi keamanan federal di Brasilia yang berlangsung hingga 31 Januari.
"Para pengacau ini, yang bisa kita sebut Nazi fanatik, Stalinis fanatik ... fasis fanatik, melakukan apa yang belum pernah dilakukan dalam sejarah negara ini," kata Presiden Lula, yang sedang dalam perjalanan resmi ke Negara Bagian Sao Paulo.
"Semua orang yang melakukan ini akan ditemukan dan mereka akan dihukum," tegasnya.