JAKARTA - Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah mengajukan permohonan visa turis yang berlaku enam bulan untuk tetap berada di Amerika Serikat, kata pengacaranya pada Hari Senin, meskipun ada seruan agar visa AS yang dipegang olehnya dicabut menyusul protes kekerasan di Brasilia.
Amerika Serikat menerima pengajuan visa pada Hari Jumat, kata pengacaranya, Felipe Alexandre, seraya menambahkan Bolsonaro akan tetap berada di Amerika Serikat sementara pengajuannya tertunda.
"Dia ingin mengambil cuti, menjernihkan pikirannya, dan menikmati menjadi turis di Amerika Serikat selama beberapa bulan, sebelum memutuskan apa langkah selanjutnya," kata Alexandre melalui email kepada Reuters, seperti dikutip 31 Januari.
"Apakah dia akan menggunakan enam bulan penuh atau tidak, itu terserah dia dan strategi apa pun yang kami setujui untuk memulai berdasarkan rencananya," tambah Alexandre.
Kabar permohonan visa turis yang diajukan Bolsonaro pertama kali dilaporkan oleh Financial Times.
Sementara itu, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan, catatan visa dirahasiakan berdasarkan hukum AS, menambahkan departemen tidak dapat membahas rincian kasus visa individu.
Awal bulan ini, 41 anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS dari Partai Demokrat meminta Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, untuk bekerja sama dengan penyelidikan Brasil terhadap protes kekerasan di Brasilia dan mencabut semua visa AS yang dipegang oleh Bolsonaro.
Departemen Luar Negeri berulang kali mengatakan, kebijakannya tidak membahas kasus visa tertentu.
Lebih lanjut, Departemen Luar Negeri mengatakan, adalah kewajiban bagi seseorang yang memasuki Amerika Serikat dengan apa yang disebut visa "A" yang diperuntukkan bagi diplomat dan kepala negara asing, untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 30 hari atau mengajukan perubahan status imigrasi, jika mereka tidak lagi terlibat dalam hubungan diplomatik resmi. Bolsonaro diyakini masuk dengan visa semacam itu.
BACA JUGA:
Diketahui, Bolsonaro terbang ke Florida, AS dua hari sebelum masa jabatannya berakhir pada 1 Januari dan Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva menjabat, sebelum pendukung mantan presiden menyerbu ibu kota negara itu.
Pendukung Bolsonaro menggeledah Kongres, Mahkamah Agung dan istana kepresidenan Brasil, menyerukan kudeta militer untuk membatalkan pemilihan Oktober yang dimenangkan Lula.
Mahkamah Agung Brasil telah setuju untuk membuka penyelidikan terhadap Bolsonaro, karena diduga mendorong protes anti-demokrasi yang berakhir dengan penyerbuan gedung-gedung pemerintah oleh para pendukungnya di Brasilia.