JAKARTA - Amerika Serikat tidak akan menyediakan jet tempur F-16 yang dibutuhkan Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia, Presiden Joe Biden mengatakan pada Hari Senin, ketika pasukan Rusia mengklaim serangkaian kemajuan di medan perang timur negara itu.
Ukraina berencana untuk memperoleh jet tempur generasi keempat Barat seperti F-16, setelah mengamankan pasokan tank tempur utama pekan lalu, kata seorang penasihat menteri pertahanan Ukraina, Jumat.
Seorang juru bicara angkatan udara Ukraina mengatakan, pihaknya akan membutuhkan pilotnya sekitar setengah tahun untuk berlatih di jet tempur semacam itu.
Ditanya apakah Amerika Serikat akan menyediakan jet tersebut, Presiden Biden mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih, "Tidak," seperti melansir Reuters 31 Januari.
Akhir pekan lalu, Kanselir Jerman Olaf Scholz juga memastikan negaranya tidak akan mengirimkan jet tempur ke Ukraina, menyusul permintaan senjata yang lebih canggih dari Barat yang diajukan Kyiv.
"Saya hanya bisa menyarankan agar tidak terlibat dalam perang penawaran terus-menerus dalam hal sistem senjata," kata Kanselir Scholz kepada surat kabar Tagesspiegel, seperti mengutip The National News.
"Jika, segera setelah keputusan (tentang tank) dibuat, debat berikutnya dimulai di Jerman, itu tidak dianggap serius dan merusak kepercayaan warga terhadap keputusan pemerintah," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Berlin dan Washington persetujuannya untuk mengirimkan tank tempur utama (MBT), dengan Amerika Serikat mengirimkan 31 MBT M1 Abrams, yang dianggap sebagai terobosan dalam upaya mendukung negara yang dilanda perang itu.
Sementara, setelah perdebatan sengit selama berminggu-minggu dan tekanan yang meningkat dari sekutu, Kanselir Scholz menyetujui pengiriman 14 tank Leopard 2 ke Ukraina dan mengizinkan negara-negara Eropa lainnya untuk mengirim tank sejenis milik mereka.
Tapi, Presiden Zelensky menekankan Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata berat dari sekutu NATO untuk menangkis serangan Rusia, termasuk jet tempur dan rudal jarak jauh.
Kanselir Scholz memperingatkan risiko eskalasi, setelah Moskow mengutuk keras keputusan Barat untuk mengirimkan tank tempur ke Kyiv.
Terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia mulai membalas dendam atas perlawanan Ukraina terhadap invasi dengan serangan tanpa henti di timur.
Presiden Zelensky telah memperingatkan selama berminggu-minggu, bahwa Moskow bertujuan untuk meningkatkan serangannya di Ukraina, setelah sekitar dua bulan kebuntuan virtual di sepanjang garis depan yang membentang melintasi selatan dan timur.
"Rintangan besar berikutnya sekarang adalah jet tempur," Yuriy Sak, penasihat Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov mengatakan Jumat pekan lalu.
Meskipun tidak ada tanda-tanda serangan baru Rusia yang lebih luas, administrator Provinsi Donetsk dikuasai Rusia Denis Pushilin, mengatakan pasukan Rusia telah mengamankan pijakan di Vuhledar, sebuah kota pertambangan batu bara yang reruntuhannya merupakan benteng pertahanan Ukraina sejak awal perang.
Presiden Zelensky mengatakan, serangan Rusia di timur tanpa henti meskipun banyak korban di pihak mereka, menjadikan serangan itu sebagai balasan atas keberhasilan Ukraina dalam mendorong pasukan Rusia kembali dari ibu kota, timur laut dan selatan pada awal konflik.
BACA JUGA:
"Saya pikir Rusia benar-benar ingin balas dendam yang besar. Saya pikir mereka (sudah) memulainya," ujar Presiden Zelensky kepada wartawan di kota pelabuhan selatan Odesa.
Diketahui, ratusan tank modern dan kendaraan lapis baja yang dijanjikan ke Ukraina oleh negara-negara Barat dalam beberapa pekan terakhir untuk melakukan serangan balasan, memerlukan waktu beberapa bulan untuk tiba dan siap digunakan di medan perang.
Hal ini membuat Kyiv harus berjuang melewati musim dingin dalam apa yang digambarkan kedua belah pihak sebagai peperangan tanpa henti.