Korban Bom Bunuh Diri Masjid di Pakistan Terus Bertambah: Dipadati 400 Jemaah saat Ledakan, Pelaku Lewati Penjagaan Ketat
Korban ledakan bom bunuh diri di masjid Peshawar, Pakistan. (Twitter/@LandofPakistan)

Bagikan:

JAKARTA - Ledakan yang diduga bom bunuh diri mengguncang masjid yang dipadati jemaah untuk salat di Peshawar, Pakistan yang dijaga ketat pada Hari Senin, menewaskan 59 orang, termasuk 27 petugas kepolisian.

Penyerang diduga telah melewati beberapa barikade yang diawaki oleh pasukan keamanan, untuk masuk ke kompleks yang menampung kantor polisi dan kontra-terorisme di kota barat laut Peshawar yang bergejolak, kata polisi.

"Itu adalah bom bunuh diri," kata Kepala Polisi Peshawar Ijaz Khan kepada Reuters, seperti dilansir 31 Januari.

Dijelaskan olehnya, aula masjid penuh dengan 400 jemaah saat ledakan terjadi. Mayoritas dari 170 orang yang terluka berada dalam kondisi kritis.

Pengebom diduga meledakkan bahan peledak yang dibawanya pada saat ratusan orang berbaris untuk berdoa, kata para pejabat.

"Kami telah menemukan jejak-jejak bahan peledak," kata Khan kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa gangguan keamanan jelas terjadi, karena pengebom telah menyelinap melalui area paling aman di kompleks tersebut.

Penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana penyerang menembus penjagaan keamanan elite dan apakah ada bantuan orang dalam.

Sementara itu, pejabat rumah sakit Mohammad Asim dalam sebuah pernyataan mengatakan, korban tewas naik menjadi 59 setelah beberapa orang meninggal karena luka-luka mereka. Sementara, polisi mengatakan 27 dari yang tewas adalah petugas polisi.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang terburuk di Peshawar sejak Maret 2022 ketika sebuah bom bunuh diri ISIS menewaskan sedikitnya 58 orang di sebuah masjid Muslim Syiah selama Salat Jumat.

Taliban lokal yang dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan, kelompok payung Sunni dan kelompok militan sektarian, membantah bertanggung jawab.

Peshawar, yang berada di tepi distrik kesukuan Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan yang dikuasai Taliban, sering menjadi sasaran kelompok militan, termasuk ISIS dan Taliban Pakistan.

"Tehreek-e-Taliban tidak ada hubungannya dengan serangan ini," kata TTP dalam sebuah pernyataan.

Diketahui, pengeboman itu terjadi sehari sebelum misi Dana Moneter Internasional (IMF) ke Islamabad untuk memulai pembicaraan tentang membuka pendanaan bagi ekonomi negara Asia Selatan itu, yang mengalami krisis neraca pembayaran.