JAKARTA - Aparat kepolisian Pakistan menangkap sejumlah orang terkait ledakan bom bunuh diri di sebuah masjid yang menewaskan lebih dari 100 orang, mendalami bagaimana pelaku memasuki masjid, termasuk tidak menutup kemungkinan adanya bantuan internal untuk menghindari pemeriksaan keamanan.
Pengeboman yang menghancurkan lantai atas masjid di Peshawar yang dekat dengan perbatasan Afghanistan itu, adalah yang paling mematikan dalam satu dekade sejak bom bunuh diri kembar di Gereja All Saints menewaskan puluhan jemaat pada September 2013.
Ledakan pada Hari Senin terjadi saat ratusan jemaah berkumpul untuk Salat Zuhur di sebuah masjid yang dibangun khusus untuk polisi, serta keluarga mereka yang tinggal di daerah yang dijaga ketat.
Dari korban yang tewas dalam bom bunuh diri di masjid tersebut, tiga orang bukan polisi, sisanya adalah anggota polisi.
"Kami telah menemukan beberapa petunjuk yang sangat baik, dan berdasarkan petunjuk ini kami telah melakukan beberapa penangkapan besar," kata Kepala Polisi Peshawar Ijaz Khan kepada Reuters, seperti dilansir 1 Februari.
"Kami tidak dapat mengesampingkan bantuan internal, tetapi karena penyelidikan masih dalam proses, saya tidak dapat membagikan lebih banyak detail," ujarnya.
Penyelidik, yang termasuk pejabat kontra-terorisme dan intelijen, memusatkan perhatian pada bagaimana penyerang berhasil menembus pos pemeriksaan militer dan polisi yang mengarah ke Distrik Police Line, sebuah permukiman mandiri era kolonial di pusat kota yang merupakan rumah bagi orang-orang menengah, serta personel polisi berpangkat lebih rendah dan keluarga mereka.
Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengatakan, pelaku bom berada di baris pertama di ruang salat ketika dia menyerang. Jenazah penyerang telah ditemukan, kata Kepala Polisi provinsi Moazzam Jah Ansari kepada Reuters.
"Kami percaya para penyerang bukanlah kelompok yang terorganisir," tambahnya.
BACA JUGA:
Kelompok militan paling aktif di kawasan itu, Taliban Pakistan atau Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), telah membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang sejauh ini tidak diklaim oleh kelompok mana pun.
Sementara, Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah mengatakan kepada parlemen, faksi yang memisahkan diri dari TTP harus disalahkan.
Diketahui, TTP adalah kelompok payung bagi faksi Sunni dan sektarian yang menentang pemerintah di Islamabad. Kelompok tersebut baru-baru ini meningkatkan serangan terhadap polisi.