Bagikan:

JAKARTA - Seorang pelaku bom bunuh diri menabrakkan sepeda motor ke sebuah truk polisi di barat daya Pakistan pada Hari Senin, menewaskan sepuluh polisi, kata seorang pejabat kepolisian.

Juru bicara Mehmood Khan Notizai mengatakan kepada Reuters, serangan itu terjadi di Sibbi, sebuah kota sekitar 160 km (100 mil) timur Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, seperti dikutip 6 Maret.

Pejabat rumah sakit mengatakan sedikitnya tujuh polisi terluka dalam serangan itu, serangan terbaru yang menargetkan personel kepolisian di Pakistan.

Sementara itu mengutip The Washington Post, Notizai mengatakan, para petugas sedang melakukan patroli rutin ketika serangan itu terjadi. Awalnya menewaskan sembilan orang. Sedangkan korban luka dibawa ke rumah sakit terdekat, di mana salah satu polisi yang terluka parah kemudian meninggal, tambahnya.

Helikopter tentara kemudian dikirim untuk mengevakuasi korban luka parah ke rumah sakit di Quetta, di mana tersedia fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Notizai mengatakan, petugas yang diserang dikerahkan pekan lalu ke Sibi, di mana festival budaya tahunan diadakan di tengah pengamanan ketat.

Tahun lalu, seorang pelaku bom bunuh diri dari kelompok ISIS menargetkan konvoi keamanan Presiden Arif Alvi saat menghadiri festival Sibi. Presiden Alvi berada jauh dari lokasi pengeboman yang menewaskan lima tentara itu. Militan ISIS kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Terpisah, Perdana Menteri Shahbaz Sharif mengutuk serangan itu. Dalam sebuah pernyataan, dia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dan memerintahkan petugas kesehatan untuk memberikan perawatan medis terbaik bagi polisi yang terluka.

Dia mengatakan, serangan itu adalah bagian dari rencana musuh jahat untuk menggoyahkan Pakistan dan bersumpah untuk mengalahkan terorisme.

Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri ini.

Namun, gerilyawan etnis Baloch yang melawan pemerintah selama beberapa dekade, telah dituduh atas serangan serupa sebelumnya. Diketahui, mereka menuduh pemerintah mengeksploitasi sumber daya gas dan mineral Balochistan yang kaya.