JAKARTA - Al Qaeda pada Hari Minggu mengonfirmasi kematian seorang pemimpin senior di cabang Yaman dalam dugaan serangan udara oleh Amerika Serikat (AS) bulan lalu.
Hamad bin Hamoud Al Tamimi, seorang kelahiran Arab Saudi juga dikenal sebagai Abdel Aziz Al Adnani, tewas dalam serangan pesawat tak berawak pada 26 Februari yang ditujukan ke kediamannya di Provinsi Marib, Yaman, melansir The National News 6 Maret.
Kematian Tamimi dilaporkan pada Hari Rabu oleh AFP, yang mengutip sumber keamanan dan pemerintah lokal yang mengidentifikasi dia sebagai pemimpin tertinggi Al Qaeda di Jazirah Arab (AQAP).
Amerika Serikat menganggap AQAP sebagai salah satu cabang kelompok yang paling berbahaya.
Sebuah pernyataan dari AQAP mengidentifikasi dia sebagai pejabat media yang sebelumnya mengelola operasi eksternal dalam grup tersebut, termasuk yang menyerang kepentingan Amerika, menurut organisasi pemantau SITE Intelligence.
AQAP mengatakan, Tamimi menghabiskan hampir empat tahun di penjara di Arab Saudi sebelum melakukan perjalanan ke Yaman pada 2013, di mana dia menyatakan keinginan untuk menyerang kepentingan "vital" Amerika dan melakukan serangan bunuh diri sendiri.
Sumber tersebut, yang meminta namanya dirahasiakan, mengatakan kepada AFP bahwa Tamimi memimpin dewan kepemimpinan AQAP dan bertindak sebagai "hakim" kelompok militan tersebut.
SITE mengatakan, pernyataan kelompok teroris itu mencatat pejabat media lainnya, Abu Nasser Al Hadhrami, adalah "korban serangan".
AQAP dan militan saingan yang setia kepada ISIS telah berkembang pesat dalam kekacauan perang saudara delapan tahun di Yaman, yang mengadu domba pemerintah yang didukung Saudi melawan pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran.
Kelompok tersebut telah melakukan perlawanan terhadap Houthi dan pasukan pemerintah serta serangan sporadis di luar negeri.
Para pemimpinnya telah menjadi sasaran dalam perang drone AS selama lebih dari dua dekade, tetapi jumlah serangan yang dilaporkan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA:
Diketahui, serangan 26 Februari terjadi sebulan setelah tiga tersangka militan AQAP tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS yang dicurigai di sebuah mobil, juga di Provinsi Marib.
Pada 2015, koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi untuk mendukung pemerintah, setelah Houthi menguasai ibu kota Sanaa.
Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan apa yang oleh PBB disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang mengungsi.