Soal Kematian Pemimpin Al Qaeda Ayman al Zawahiri, Rusia: Washington Belum Memberikan Bukti Kepada Publik
Osama bin Laden (kiri) bersama Ayman al Zawahiri. (Wikimedia Commons/Hamid Mir)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia tidak berjanji mengonfirmasi pernyataan Amerika Serikat mengenai tewasnya pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri di Kabul, Afghanistan, lantaran Washington belum memberikan bukti kepada publik, kata Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Ivan Nechayev.

"Kami tidak berjanji untuk mengkonfirmasi pernyataan AS tentang tewasnya pemimpin Al Qaeda di Kabul dalam serangan pesawat tak berawak," ujarnya seperti dikutip dari TASS 12 Agustus.

"Washington belum memberikan bukti kepada publik, bahwa teroris yang dimaksud (Ayman) telah tewas," kata diplomat itu.

Lebih jauh Nechayev mencatat, kesimpulan pertama dapat ditarik setelah komentar resmi dari otoritas saat ini di Afghanistan.

"Sejauh ini, mereka menyatakan tidak memiliki informasi tentang Ayman al-Zawahiri berada di ibukota Afghanistan," jelas diplomat itu.

Ia juga menegaskan, tindakan agresif Amerika Serikat yang menyusup ke wilayah kedaulatan Afghanistan, mengundang sejumlah pertanyaan serius.

"Misalnya, siapa yang menyediakan wilayah udara untuk serangan udara di Kabul, dan siapa yang akan bertanggung jawab jika terjadi korban sipil dalam tindakan seperti itu?" tanya Nechayev.

"Kami percaya bahwa melawan terorisme memerlukan upaya konsolidasi dan pendekatan sistemik, tanpa upaya untuk menggunakan ancaman nyata guna menutupi ambisi geopolitiknya sendiri, manfaat kebijakan tanpa mempertimbangkan hukum internasional dan kedaulatan nasional negara lain," tandas diplomat itu.

Sebelumnya, Amerika Serikat mengklaim berhasil menewaskan Ayman dalam serangan di Kabul, dengan kerusakan yang sangat minim di lokasi beberapa waktu lalu.

Pejabat senior Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, Ayman (71) berada di balkon sebuah rumah tiga lantai di Kabul, Afghanistan, ketika dua rudal Hellfire menewaskannya tak lama setelah fajar.

Itu adalah serangan pertama yang diketahui oleh AS pada target di Afghanistan, sejak Washington menarik pasukannya dari negara itu pada 31 Agustus tahun lalu, beberapa hari setelah Taliban kembali berkuasa.

Operasi AS melibatkan berbulan-bulan pekerjaan intelijen untuk melacak keluarga al Zawahiri ke Kabul dan mengidentifikasi target, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.

"Misi ini benar-benar terbentuk selama enam, tujuh bulan terakhir," ungkap Kirby kepada CNN.