Sekjen PBB Desak Zona Demiliterisasi di Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina
PLTN Zaporizhzhia. (Wikimedia Commons/DENAMAX)

Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan agar aktivitas militer di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina dihentikan, saat Dewan Keamanan PBB bertemu untuk membahas situasi tersebut.

Guterres mendesak penarikan personel dan peralatan militer dan tidak ada lagi pasukan atau peralatan yang dikerahkan. Dia meminta Rusia dan Ukraina untuk tidak menargetkan pembangkit atau daerah sekitarnya.

"Fasilitas itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun. Sebaliknya, kesepakatan mendesak diperlukan di tingkat teknis tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah itu," kata Guterres dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 12 Agustus.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menggunakan PLTN tersebut "untuk mengancam seluruh dunia."

"Hanya penarikan penuh Rusia dari wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan pemulihan kendali penuh Ukraina atas situasi di sekitar pembangkit, yang dapat menjamin dimulainya kembali keamanan nuklir untuk seluruh Eropa," ujar Presiden Zelensky dalam video pidato malamnya.

Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan, penembakan Ukraina telah merusak sebagian pembangkit listrik termal dan kolam percikan yang merupakan bagian dari sistem pendingin reaktor.

Terpisah, Amerika Serikat mendukung seruan untuk zona demiliterisasi di sekitar pabrik, kata wakil menteri AS untuk pengendalian senjata dan keamanan internasional, Bonnie Jenkins, kepada Dewan Keamanan PBB.

Dia mengatakan, kunjungan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) "tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

Diketahui, Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa tersebut pada Bulan Maret, setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

PLTN tersebut masih dijalankan oleh teknisi Ukraina. Energoatom Ukraina mengatakan, daerah itu dihantam lima kali serangan pada Hari Kamis, termasuk di dekat lokasi penyimpanan bahan radioaktif.