Pengamat Sebut Sosok Ini Calon Pemimpin Al Qaeda: Mantan Kolonel Mesir dan Kepala Keamanan Osama bin Laden, Buronan FBI Bernilai 10 Juta Dolar AS
Saif al Adel dan Ayman al Zawahiri. (Kolase/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pasca-tewasnya Ayman al Zawahiri, banyak pihak mempertanyakan atau menganalisa sosok penggantinya sebagai pemimpin Al Qaeda. Sejumlah nama beredar, namun ada satu yang menarik perhatian.

Zawahiri terbunuh di Kabul, yang sepenuhnya berada di bawah kendali Taliban, di sebuah rumah milik penjabat menteri dalam negeri. Ini menunjukkan seberapa dekat hubungan antara Taliban dan Al Qaeda tetap ada, meskipun Taliban menjamin sebaliknya.

"Kematian Zawahiri adalah keberhasilan kontra-terorisme yang signifikan, tetapi itu tidak boleh menjadi alasan bagi siapa pun untuk lengah," ujar mantan pakar terorisme PBB Hans Jacob Schindler, direktur Proyek Kontra Ekstremisme seperti dilansir dari The National News 4 Agustus.

"Dia kemungkinan besar akan digantikan oleh Saif Al Adel, sosok yang dihormati dalam organisasi teroris dan berpotensi menjadi agen yang lebih berani daripada Zawahiri," sambungnya.

Mengutip BBC 19 Mei 2011, Adel disebut mantan tentara Mesir berpangkat kolonel. Ia dipercaya sebagai kepala keamanan Osama bin Laden. Saat bin Laden tewas, ia sempat disebut-sebut akan menggantikannya sebagai pemimpin Al Qaeda.

poster buronan fbi
Sumber: FBI

Sosoknya diburu oleh Amerika Serikat terkait dengan pemboman Kedutaan Besar AS di Kenya pada tahun 1998, melatih milisi Somalia yang menewaskan 18 tentara AS di Mogadishu tahun 1993, serta disebut terkait dengan aksi serangan 11 September 2001 (9/11).

FBI menerbitkan pengumuman pencarian orang, menghadiahkan 10 juta dolar AS bagi mereka yang bisa memberikan informasi mengenai keberadaanya. FBI menyebut ia dicari terkait dengan pemboman Kedutaan Besar AS di Kenya dan Tanzania pada 7 Agustus 1998.

Sebelumnya, pejabat senior Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, Ayman al Zawahiri (71) berada di balkon sebuah rumah tiga lantai di Kabul, Afghanistan ketika dua rudal Hellfire menyerang tak lama setelah fajar Minggu.

Itu adalah serangan pertama yang diketahui oleh AS pada target di Afghanistan sejak Washington menarik pasukannya dari negara itu pada 31 Agustus tahun lalu, beberapa hari setelah Taliban kembali berkuasa.

Operasi AS melibatkan berbulan-bulan pekerjaan intelijen untuk melacak keluarga Al Zawahiri ke Kabul dan mengidentifikasi target, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.

"Misi ini benar-benar terbentuk selama enam, tujuh bulan terakhir," ungkap Kirby kepada CNN.

"Saat itu, awal tahun ini, seperti yang Anda dengar dari presiden, kami mendapat indikasi bahwa Zawahiri telah pindah ke Afghanistan," tandasnya.