JAKARTA - Pendiri pasukan tentara bayaran Rusia, Wagner mengatakan, pasukannya yang kini memperketat cengkeraman mereka di Kota Bakhmut, Ukraina namun kekurangan amunisi, akan membuat seluruh garis depan di Ukraina runtuh jika mereka ditarik mundur.
"Jika Wagner mundur dari Bakhmut sekarang, seluruh front akan runtuh," kata Yevgeny Prigozhin dalam sebuah video yang diterbitkan pada akhir pekan, melansir Reuters 6 Maret.
"Situasinya tidak akan menyenangkan bagi semua formasi militer yang melindungi kepentingan Rusia," sambungnya.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen kapan dan di mana video itu direkam. Rekaman itu dipublikasikan di saluran Telegram yang telah menyebarkan berita Prigozhin dan mengaitkannya dengan Grup Wagner.
Namun, video tersebut tidak dipublikasikan di saluran layanan pers Prigozhin seperti biasanya.
Sebelumnya, Prigozhin pada Hari Jumat mengatakan unit-unit militernya "secara praktis telah mengepung Bakhmut," di mana pertempuran telah meningkat dalam seminggu terakhir dengan pasukan Rusia yang menyerang dari hampir semua sisi.
Namun demikian, pada Hari Minggu ia mengeluh bahwa sebagian besar amunisi yang dijanjikan oleh Moskow kepada pasukannya pada Bulan Februari belum dikirim.
"Untuk saat ini, kami mencoba mencari tahu alasannya: apakah ini hanya birokrasi biasa atau pengkhianatan," kata Prigozhin di saluran Telegram yang biasa ia gunakan untuk layanan pers.
Kepala tentara bayaran ini secara teratur mengkritik para kepala pertahanan dan jenderal tinggi Rusia. Bulan lalu, ia menuduh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan yang lainnya melakukan "pengkhianatan" karena menahan pasokan amunisi untuk milisinya.
Dalam sebuah video berdurasi hampir empat menit yang dipublikasikan di saluran Telegram Wagner Orchestra pada Hari Sabtu, Prigozhin mengatakan pasukannya khawatir bahwa Moskow ingin menjadikan mereka sebagai kambing hitam jika Rusia kalah dalam perang.
BACA JUGA:
"Jika kami mundur, maka kami akan tercatat dalam sejarah selamanya sebagai orang-orang yang telah mengambil langkah utama untuk kalah dalam perang," ujar Prigozhin.
"Inilah masalahnya dengan kelaparan amunisi," tandasnya.
Berbicara dari sebuah bunker, Prigozhin mengatakan dalam video itu, pasukannya akan bertanya-tanya apakah mereka "dijebak" untuk kalah oleh para petinggi negara atau bahkan oleh seseorang yang "lebih tinggi".