Bagikan:

JAKARTA - Kepala pasukan tentara bayaran Grup Wagner Rusia Yevgeny Prigozhin yang bertempur di Ukraina timur mengatakan pada Hari Selasa, dirinya telah diberitahu bahwa ia dan anak buahnya akan dianggap sebagai pengkhianat, jika mereka meninggalkan posisi mereka di Kota Bakhmut.

Namun, Prigozhin mengatakan dengan tegas untuk kedua kalinya dalam hitungan hari, pasukannya akan meninggalkan Bakhmut, jika mereka tidak menerima amunisi yang mereka butuhkan untuk menekan pertempuran.

Ia menyampaikan kemarahan terbarunya dalam sebuah pesan audio , yang bertepatan dengan perayaan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua, dengan parade tradisional digelar di Lapangan Merah Moskow.

"Perintah tempur datang kemarin yang dengan jelas menyatakan, jika kami meninggalkan posisi kami (di Bakhmut), itu akan dianggap sebagai pengkhianatan terhadap Tanah Air. Itu adalah pesan untuk kami," ujar Prigozhin, melansir Reuters 10 Mei.

"(Tapi) jika tidak ada amunisi, maka kami akan meninggalkan posisi kami dan menjadi orang yang bertanya siapa yang benar-benar mengkhianati Tanah Air? Tampaknya, orang yang mengkhianati Tanah Air adalah orang yang menandatanganinya (perintah untuk memasok amunisi yang terlalu sedikit," tegasnya.

Dia mengatakan pasukannya akan tetap tinggal di Bakhmut, tetapi bersikeras mereka harus mendapatkan amunisi "untuk beberapa hari lagi".

Prigozhin sebelumnya menuduh Kementerian Pertahanan dengan sengaja membuat pasukannya kekurangan amunisi. Kementerian tersebut mengatakan, mereka sedang berupaya untuk memastikan semua unit di medan perang mendapatkan apa yang mereka butuhkan.

Pada Hari Senin, Prigozhin mengatakan ada tanda-tanda masalah amunisi telah diselesaikan. Namun pada Hari Selasa ia mengatakan, jumlah pengiriman telah dipangkas.

"Mereka hanya memberi kami 10 persen dari yang kami minta. Kami telah ditipu," ungkapnya.

Prigozhin, yang telah lama terlibat perseteruan dengan Kementerian Pertahanan, telah membuat serangkaian pernyataan emosional dalam beberapa hari terakhir, mengumumkan pasukannya akan menarik diri dari Bakhmut karena masalah amunisi, sebelum mengatakan bahwa mereka akan tetap tinggal, dan sekali lagi menyiratkan agar mereka pergi.

Dia membuat komentar samar tapi kasar tentang mereka yang bertanggung jawab secara keseluruhan atas perang Rusia di Ukraina pada Hari Selasa, merujuk secara ambigu pada sosok "kakek" yang berada di bawah kesan yang salah bahwa semuanya berjalan dengan baik dengan "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina.

"Apa yang akan dilakukan negara ini, anak-anak, cucu-cucu kita yang merupakan masa depan Rusia, dan bagaimana kita dapat memenangkan perang ini jika - secara kebetulan, dan saya hanya berspekulasi di sini - ternyata kakek ini adalah seorang 'bajingan'?" tanyanya.

Prigozhin sebelumnya telah melontarkan cacian pada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov, namun ia menghindari kritik pribadi terhadap Presiden Vladimir Putin.

x

Terpisah, para analis mengatakan perilakunya yang tak menentu tampak seperti upaya untuk mengelak dari kesalahan atas kurangnya keberhasilan yang cepat, pertempuran di Bakhmut telah memasuki bulan ke-10 dan untuk menyebarkan disinformasi.

Dalam sebuah wawancara dengan Kementerian Pertahanan, Prighozin, yang mengatakan bahwa anak buahnya telah menguasai 95% wilayah Bakhmut, menuduh bahwa beberapa tentara reguler telah melarikan diri dari posisi mereka di dekatnya dan meninggalkan sisi kiri Wagner untuk sementara waktu, sebuah masalah yang harus diperbaiki oleh anak buahnya.

"Ini bukan masalah tentang tentara. Masalahnya adalah orang-orang yang mengatur mereka dan memberi mereka tugas. Ikan membusuk dari kepala," katanya, menyebut perintah yang diberikan oleh apa yang disebutnya sebagai kelompok kecil "kriminal" dan "pengkhianat".