Kremlin dan Bos Grup Wagner Tepis Kabar Tawaran untuk Mengkhianati Pasukan Rusia, Bantah Pertemuan Afrika
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Yevgeny Prigozhin. (Wikimedia Commons/Government of the Russian Federation)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala tentara bayaran Rusia Grup Wagner menepis laporan surat kabar Amerika Serikat pada Hari Senin yang menyebut dirinya menawarkan untuk mengkhianati tentara Rusia, sementara Kremlin menyebutnya sebagai "tipuan".

The Washington Post, mengutip kebocoran intelijen AS mengatakan bahwa bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, telah menawarkan kepada intelijen Ukraina pada bulan Januari untuk mengungkapkan lokasi pasukan reguler Rusia, sebagai imbalan bagi Ukraina untuk menarik mundur pasukannya di Bakhmut.

Pasukan Wagner telah berada di garis depan serangan Rusia, untuk merebut kota di bagian timur dalam pertempuran terpanjang dan paling berdarah dalam perang tersebut. Prigozhin sendiri muncul sebagai kritikus yang gigih terhadap para petinggi militer Rusia, menuduh para komandan mengkhianati anak buahnya dengan menahan amunisi yang dibutuhkan, melansir Reuters 15 Mei.

The Post mengatakan, tawaran Prigozhin telah ditolak oleh Ukraina yang tidak mempercayainya.

Dalam sebuah pesan audio yang diunggah oleh layanan persnya di Telegram pada Hari Senin, Prigozhin menyebut tuduhan itu "omong kosong", menilai penduduk pinggiran Kota Rublyovka, Moskow, yang merupakan tempat tinggal para elit bisnis dan politik, berada di balik serangan terhadapnya.

Prigozhin membantah telah bertemu dengan Kyrylo Budanov, kepala intelijen militer Ukraina, di Afrika, mengatakan bahwa ia tidak pernah berada di benua itu sejak dimulainya konflik Ukraina dan menggambarkan ide untuk melakukan panggilan telepon dengannya sebagai sesuatu yang menggelikan.

Sejak minggu lalu, pasukan Ukraina telah meraih kemenangan terbesar mereka dalam enam bulan terakhir, dengan merebut kembali wilayah di sekitar Bakhmut.

Prigozhin telah merilis pesan harian yang mengecam para petinggi militer reguler Rusia, karena gagal memasok pasukannya secara memadai dan meninggalkan wilayah di sisi-sisi Bakhmut.

Kementerian Pertahanan Rusia belum secara eksplisit menanggapi keluhan Prigozhin di depan umum, tetapi berulang kali mengatakan bahwa mereka menyediakan semua sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan pasukan Rusia.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan laporan tersebut "terlihat seperti tipuan terbaru".

Terpisah, seorang juru bicara Gedung Putih menolak untuk mengomentari laporan Washington Post, yang didasarkan pada dokumen rahasia AS yang bocor ke platform obrolan grup Discord.