JAKARTA - Militer Ukraina bersumpah pada Hari Selasa tidak akan menyerahkan Kota Bakhmut yang telah dihancurkan di bagian timur Ukraina, sementara mereka bersiap untuk melancarkan serangan balasan yang telah lama dijanjikan terhadap pasukan Rusia.
Komandan pasukan darat Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi menggarisbawahi pentingnya Kyiv mempertahankan Bakhmut, seiring dengan persiapan yang terus berlanjut untuk serangan balasan yang diharapkan akan mengubah dinamika perang.
Pertempuran ini memiliki arti penting secara simbolis bagi kedua belah pihak, dengan Ukraina masih bertahan di beberapa bagian kota setelah berbulan-bulan pertempuran sengit melawan pasukan reguler Rusia dan pasukan tentara bayaran Grup Wagner.
"Bersama dengan para komandan, kami telah membuat sejumlah keputusan penting yang bertujuan untuk memastikan pertahanan yang efektif dan memberikan kerugian maksimum pada musuh," kata Syrskyi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah kunjungan ke pasukan di Bakhmut, melansir Reuters 3 Mei.
"Kami akan terus, terlepas dari semua perkiraan dan saran, untuk mempertahankan Bakhmut, menghancurkan Wagner dan unit-unit lain yang paling mampu bertempur dari tentara Rusia," paparnya.
Sebelumnya, Jenderal Syrskyi mengatakan pada Hari Senin, unit-unit Ukraina telah mengusir pasukan Rusia dari beberapa posisi di Bakhmut.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar mengatakan, kendali atas beberapa bagian Bakhmut telah berpindah tangan.
"Ada beberapa posisi yang hilang, dan posisi yang berhasil kami usir dari musuh. Pertempuran sengit terus berlanjut - saat ini, kota itu dikendalikan oleh angkatan bersenjata kami," ungkapnya kepada saluran televisi WeUkraine.
Di pihak Rusia, unit-unit Wagner maju hingga 160 meter (yard) ke beberapa arah pada hari Selasa, kata sang pendiri Yevgeny Prigozhin di aplikasi pesan Telegram, mengulangi klaim pasukan Ukraina sekarang menguasai kurang dari tiga kilometer persegi (1,2 mil persegi) Bakhmut.
BACA JUGA:
Prigozhin juga mengulangi keluhannya bahwa Moskow tidak memasok pasukannya dengan amunisi yang cukup.
Diketahui, Rusia melihat Bakhmut yang dulunya merupakan rumah bagi 70.000 orang, sebagai batu loncatan untuk menyerang kota-kota lain di Ukraina.
Terpisah, Gedung Putih kemarin mengatakan, Rusia telah menghabiskan persediaan militer dan angkatan bersenjatanya, dengan sekitar 100.000 tentara Rusia terbunuh atau terluka di Ukraina dalam lima bulan terakhir, berdasarkan estimasi intelijen AS.